AS Rabu (13/11) membuka pangkalan pertahanan udara baru di Polandia Utara. Menurut Presiden Polandia Andrzej Duda, peristiwa ini menunjukkan bahwa negaranya aman sebagai anggota NATO meskipun Rusia melancarkan perang di negara tetangganya, Ukraina.
Terletak di kota Redzikowo di dekat pesisir Baltik, pangkalan itu dibangun sejak tahun 2000-an.
Pada saat kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum baru-baru ini menyebabkan kegelisahan di antara beberapa anggota NATO, Warsawa mengatakan berlanjutnya pembangunan pangkalan itu oleh presiden-presiden AS selanjutnya menunjukkan aliansi militer Polandia dengan Washington tetap kukuh siapa pun yang berkuasa di Gedung Putih.
“AS … adalah penjamin keamanan Polandia,” kata Duda.
Ia mengatakan kehadiran pasukan AS secara permanen di pangkalan itu menunjukkan bahwa Polandia, negara komunis hingga 1989, “tidak berada dalam lingkup pengaruh Rusia.”
Kremlin pada hari Rabu menyebut pangkalan itu sebagai upaya untuk menahan Rusia dengan memindahkan infrastruktur Amerika lebih dekat ke perbatasannya.
BACA JUGA: Pejabat Tinggi Rusia: Beijing, Moskow Harus Lawan ‘Pengekangan’ Amerika SerikatPembukaan itu berlangsung di tengah-tengah reaksi gelisah di antara beberapa negara anggota NATO atas terpilihnya Trump, yang telah berjanji tidak akan membela negara-negara yang tidak mengeluarkan belanja pertahanan yang cukup besar.
Namun, Polandia mengatakan tidak perlu khawatir karena Polandia adalah anggota NATO yang melakukan belanja pertahanan terbesar dibandingkan dengan ukuran ekonominya, dan Duda yang berhaluan konservatif menekankan hubungannya yang hangat dengan Trump.
Pangkalan AS di Redzikowo merupakan bagian dari perisai rudal NATO yang lebih luas, yang disebut “Aegis Ashore,” yang menurut aliansi itu dapat mencegat rudal balistik jarak pendek hingga menengah.
Elemen penting lain dalam perisai itu mencakup sebuah lokasi di Rumania, kapal-kapal perusak milik Angkatan Laut AS yang ditempatkan di Rota, kota pelabuhan di Spanyol, dan radar peringatan dini di Kurecik, Turki.
Moskow telah menyebut pangkalan itu sebagai ancaman sejak 2007, sewaktu pangkalan itu masih dalam tahap rencana.
NATO menyebut perisai itu murni bersifat defensif. [uh/ab]