Para pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen Georgia pada Minggu (1/12) malam, membakar tempat sampah, dan menembakkan kembang api ke arah polisi di Tbilisi, saat demonstrasi menentang pemerintah memasuki malam keempat.
Demonstrasi telah melanda ibu kota dan tempat-tempat lain di seluruh wilayah Georgia ketika warga mengecam keputusan pemerintah untuk menangguhkan negosiasi untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Polisi terlihat mengerahkan meriam air dan menggunakan gas air mata dalam upaya untuk membubarkan para pengunjuk rasa saat protes memasuki dini hari Senin.
BACA JUGA: Pemerintah Tunda Upaya Gabung Uni Eropa, Demo Pecah di GeorgiaKementerian Dalam Negeri Georgia mengatakan pada Minggu bahwa sebanyak 27 pengunjuk rasa, 16 polisi, dan satu pekerja media dirawat di rumah sakit dalam kerusuhan pada Minggu malam.
Kemenangan yang disengketakan oleh partai berkuasa “Georgian Dream” dalam pemilihan parlemen pada 26 Oktober lalu, yang secara luas dipandang sebagai referendum atas aspirasi Georgia untuk bergabung dengan Uni Eropa, telah memicu demonstrasi besar dan menyebabkan boikot parlemen oleh oposisi.
Pihak oposisi mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut dicurangi dengan bantuan Rusia, mantan penguasa kekaisaran Georgia, karena Moskow berharap agar Tbilisi tetap berada dalam pengaruhnya. [lt/ka]