Kepala polisi Kota Galveston di Texas minta maaf kepada publik setelah muncul foto yang menunjukkan dua orang polisi berkuda sedang menggiring seorang tersangka kulit hitam yang diborgol dan diikat dengan tambang.
Foto itu menjadi viral dan mengingatkan akan masa-masa kelam dalam sejarah Amerika ketika warga kulit hitam diberlakukan sebagai budak, dirantai dan bahkan dibunuh beramai-ramai, kantor berita AFP melaporkan.
Kepala polisi Vernon Hale mengatakan, Donald Neely, yang ditangkap pada Sabtu (3/8) lalu atas tuduhan masuk ke suatu tempat tanpa izin, seharusnya dibawa ke kantor polisi dengan mobil. Tapi saat itu yang ada hanya polisi berkuda. Neely yang tangannya diborgol ke belakang kemudian diikat dengan tambang yang dipegang oleh salah seorang polisi berkuda itu.
“Walaupun ini adalah teknik terbaik dalam skenario tertentu, saya yakin polisi itu tidak menunjukkan pertimbangan yang lebih baik,” kata Hale dalam pernyataan yang dimuat di Facebook.
“Saya minta maaf kepada Tuan Neely karena perlakuan memalukan yang tidak perlu itu,” kata Hale. Ia menambahkan bahwa peraturan yang memungkinkan terjadinya hal itu kini tidak akan dipakai lagi.
Sebagian orang menyerukan supaya kedua polisi itu dihukum atau dipecat karena telah menghina Neely dengan cara yang sangat mengingatkan orang pada rasisme di masa perbudakan dulu.
“Ini adalah 2019, bukan 1819,” kata James Douglas, ketua cabang kelompok pembela hak warga kulit hitam NAACP. [ii/pp]