Tersangka Pelaku Penembakan di Charleston Sudah Ditangkap

Foto tersangka, Dylann Roof, yang dirilis oleh Pusat Penahanan Lexington County, South Carolina, April 2015.

Tersangka pelaku penembakan Rabu malam di sebuah gereja bersejarah warga kulit hitam di Charleston, South Carolina, telah ditangkap, menurut Jaksa Agung AS Loretta Lynch.

Biro penyelidik federal (FBI) mengidentifikasi tersangka pelaku penembakan. sebagai Dylann Roof, 21 tahun, dari Lexington, South Carolina.

Carson Cowles, paman tersangka, mengatakan kepada Reuters ia mengenali Roof dalam foto yang dirilis oleh polisi, dan menggambarkannya sebagai seseorang yang pendiam dan bersuara lembut. Ayah Dylann memberinya sebuah pistol berkaliber .45 sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-21 bulan April lalu, tambah Cowles.

Selebaran yang dirilis Kepolisian Charleston menampilkan foto-foto tersangka saat memasuki gereja yang diambil dari kamera pemantau (CCTV).

Kepala Polisi Charleston, Greg Mullen sebelumnya mengatakan kepada para wartawan, Kamis dini hari (18/6) bahwa seorang pria berkulit putih berusia sekitar 20 tahunan, memasuki gereja Emanuel African Methodist Episcopal dan melepaskan tembakan di di tengah berlangsungnya misa mingguan.

Mullen mengatakan delapan orang tewas di geraja, sementara seorang lainnya meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Pihak berwenang merilis selebaran yang dilengkapi dengan foto-foto pria bersenjata tersebut saat memasuki gereja.

Kepala polisi tersebut mengatakan korban terdiri dari enam perempuan dan tiga laki-laki, dan belum ada satupun di antara mereka yang dapat segera diidentifikasi. Namun berbagai laporan media menyebut pendeta gereja tersebut, Clementa Pinckney, yang juga adalah senator negara bagian South Carolina, termasuk di antara korban yang tewas.

Walikota Charleston Joseph Riley, kanan, berdiri di samping Kepala Polisi Gregory Mullen saat berbicara kepada media mengenai penembakan di Gereja Emanuel AME, Kamis dini hari.

Mullen mengatakan pria bersenjata, yang duduk di dalam gereja selama satu jam sebelum ia mulai menembak, masih buron dan diyakini sangat berbahaya. Ia mengatakan bahwa penembakan akan diselidiki sebagai kejahatan atas dasar kebencian dan menawarkan hadiah untuk penangkapannya, Kamis (18/6).

Polisi terpaksa mengevakuasi lingkungan di sekitar gereja setelah menerima ancaman bom. Ancaman itu kemudian dicabut.

Mullen mengatakan, polisi sedang menyelidiki apakah ada keterkaitan antara dua insiden tersebut.

Walikota Charleston Joseph Riley menyebut serangan tersebut "tragedi yang paling memilukan dan tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkannya."

“Satu-satunya alasan yang membuat seseorang berjalan ke dalam gereja dan menembak orang-orang saat berdoa adalah karena (orang tersebut) mempunyai kebencian," kata Riley said. "Ini adalah tindakan yang paling pengecut yang mungkin bisa (kita) bayangkan, dan kami akan membawa orang itu ke pengadilan... "

TONTON: Video terkait

Your browser doesn’t support HTML5

Nine Dead in Shooting at Historic Black Church in Southern US

Geraja Emanuel AME ini didirikan di pertengehan abad ke-19, menjadikannya salah satu gereja tertua bagi jemaat warga Amerika keturunan Afrika di bagian selatan AS.

Pendeta termasuk salah satu korban yang terbunuh

Pendeta gereja tersebut, Clementa Pinckney, merupakan salah satu dari sembilan orang yang tewas dalam penembakan.

Pinckney (41) seorang ayah dari dua anak yang terpilih sebagai anggota senat negara bagian di usia 23 tahun, menjadikannya anggota termuda saat itu.

“Ia tidak pernah berkata buruk tentang siapapun,” kata Rutherford. “Ia selalu melakukan tugasnya, baik untuk umatnya maupun untuk para konstituennya. Iaa menyentuh (hati) semua orang.”

Gubernur South Carolina Nikki Haley mengeluarkan sebuah pernyataan duka cita yang dikeluarkan Kamis pagi, dan mengatakan "Kita tidak akan pernah mengerti apa yang memotivasi siapapun untuk memasuki salah satu tempat beribadah kita dan membunuh sesamanya."

Mantan Gubernur Florida Governor Jeb Bush, yang secara resmi mengumumkan kampanyenya sebagai bakal calon presiden minggu ini, membatalkan rencananya untuk menggelar kegiatan di Charleston, Kamis ini.

Segera setelah insiden penembakan Rabu malam tersebut, sekelompok pendeta menggelar doa bersama di jalanan seberang gereja tersebut.

Klik untuk memperbesar gambar

Seorang aktivis dalam komunitas lokal di Charleston, Christopher Cason, mengatakan ia yakin penembakan tersebut dipicu oleh sentimen rasisme.

"Saya bosan dengan apa yang dikatakan orang-orang 'saya tidak punya hak untuk marah," kata Cason. "Saya sangat marah saat ini."

Bulan April lalu, Walter Scott, seorang pria kulit hitam yang tidak bersenjata, ditembak Michael Slager, seorang polisi kulit putih di Charleston bagian utara. Penembakan tersebut memicu protes besar-besaran di wilayah ini.

Slager telah didakwa dengan pembunuhan dalam kasus itu - salah satu dari serangkaian kasus tewasnya laki-laki hitam tidak bersenjata dalam bentrokan dengan polisi - yang telah meningkatkan ketegangan rasial di Amerika Serikat.

Penembakan terhadap Walter Scott mendorong para anggota parlemen di South Carolina untuk merancang RUU yang mewajibkan polisi di negara bagian ini untuk mengenakan kamera pada tubuh mereka. Pinckney, pendeta gereja Emanuel AME yang tewas dalam penembakan, adalah salah seorang pendukung RUU itu.

Sebagian materi dalam laporan ini diambil dari AP dan Reuters.