Polisi Dikerahkan di Sejumlah Kampus di Iran untuk Redam Protes terkait Kematian Mahsa Amini

Koran dengan gambar sampul Mahsa Amini, seorang perempuan yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" terlihat di Teheran, Iran, pada 18 September 2022. (Foto: Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)

Sejumlah saksi mata mengatakan pasukan keamanan Iran telah dikerahkan ke sejumlah universitas di beberapa kota di negara tersebut pada Rabu (5/10). Langkah itu merupakan peningkatan upaya meredam sernagkaian aksi protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22, dalam tahanan polisi moral Iran.

Kerusuhan di seantero Iran yang dipicu oleh kematian Ahmini kini telah berkembang menjadi penentangan terbesar terhadap para pemimpin ulama Iran di mana para demonstran menuntut pembubaran Republik Islam yang dibentuk pada 1979.

BACA JUGA: Ratusan Warga Roma Gelar Aksi Solidaritas untuk Perempuan Iran

Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa polisi anti huru-hara telah dikerahkan ke sejumlah kota seperti Urmia, Tabriz, Rasht, dan wilayah ibu kota Teheran. Mereka ditempatkan di area-area kampus yang telah menjadi pusat protes dalam beberapa hari terakhir.

"Banyak sekali pasukan keamanan yang berada di seputar Universitas Teheran. Saya jadi takut untuk meninggalkan kampus. Banyak mobil polisi menunggu di luar untuk menangkap mahasiswa," kata seorang mahasiswa di Teheran.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan ribuan orang telah ditangkap dan ratusan orang mengalami luka-luka dalam upaya penanganan protes yang dilakukan pasukan keamanan, termasuk di dalamnya kelompok Basij, sebuah milisi relawan yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran. Kelompok hak asasi manusia telah menaksir jumlah kematian dalam rangkaian aksi protes yang terjadi mencapai lebih dari 150 orang.

Pihak pemerintah melaporkan sejumlah kematian di kalangan pasukan keamanan, dan menuduh musuh-musuh asing, termasuk Amerika Serikat, telah campur tangan untuk membuat situasi di Iran menjadi tidak stabil.

Video-video yang disebarkan di media sosial pada Rabu memperlihatkan para siswi SMA di Tehran mencopot hijab mereka dan berseru “mati untuk Khamenei.”

Warga dari berbagai lapisan masyarakat di seluruh Iran telah bergabung dalam rangkaian aksi protes yang terjadi sejak tewasnya Amini, yang merupakan etnis Kurdi, pada 13 Septembeter lalu.

BACA JUGA: Presiden Biden Berjanji akan Menjatuhkan “Sanksi Lebih Banyak” pada Iran karena Menyerang Demonstran

Kematian seorang perempuan berusia 17 tahun Nika Shakarami pada awal aksi protes telah menjadi pusat kemarahan lainnya dari para demonstran, dan aktivis di Twitter mengatakan Shakarami tewas di Teheran ketika berdemonstrasi terkait tewasnya Amini.

Media pemerintah pada Rabu mengatakan sebuah kasus hukum telah dimulai untuk menyelidiki kematian Shakarami. Laporan tersebut mengutip sejumlah pejabat pemerintah yang mengatakan bahwa kematian Shakarami tidak terkait dengan protes yang berlangsung, seraya mengatakan bahwa ia jatuh dari atap dan tidak ditemukan luka tembakan dalam jenazahnya. [jm/lt]