Pengamat menilai pemerintah melalui kepolisian harus bisa memutus aktivitas geng motor yang mulai meresahkan masyarakat.
Dalam dua pekan terakhir di Jakarta, sedikitnya tiga orang tewas dan belasan lainnya terluka akibat aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok anak muda yang bergerombol mengendarai sepeda motor atau yang kerap disebut geng motor. Geng ini menyerang tempat-tempat umum dengan menggunakan senjata tajam.
Pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar menilai maraknya aksi geng motor terjadi karena lemahnya polisi dalam bertindak.
Menurutnya geng motor saat ini sudah menjamur bukan hanya di Jakarta tetapi di sejumlah daerah lainnya di Indonesia seperti Bandung dan Makasar. Untuk itu polisi harus bekerja keras menindaknya.
Polisi kata Bambang bisa mengerahkan bina mitra masyarakat untuk melakukan pendekatan terhadap anak-anak yang kerap nongkrong dan berpotensi membentuk geng motor. Selain itu pihak kepolisian juga harus berkoordinasi dengan pihak lain termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Penanganan seharusnya ada koordinasi antara kepolisian, pemerintah daerah, Kementerian pendidikan karena ada kaitan agen-agen pengendali sosial disitu. Nah ini yang tidak ada di Indonesia terjadilah benturan-benturan kekerasan baru tertangani. Ini loh yang saya katakana terlambat," ungkap Bambang.
Hal yang sama juga diungkapkan Pengamat kriminal dari Universitas Indonesia Erlangga Mesdiana. Menurutnya pemerintah harus bisa memutus aktivitas geng motor yang meresahkan masyarakat.
Erlangga mengatakan, "Ada terjadi penyerangan atau kemudian terjadi pembalasan terhadap penyerangan yang ada. Nah ini yang terjadi transformasi kekerasan dari waktu ke waktu yang lain. Ada transformasi kekerasan dari satu kelompok-kelompok lain atau satu generasi lain. Ini kalau dibiarkan terus bisa menjadi konflik sosial yang semakin membesar."
Sementara itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Saud Usman Nasution mengungkapkan pihaknya bersama TNI saat ini telah memperluas pengamanan terkait dengan aksi brutal geng motor itu.
Saud juga membantah jika dikatakan polisi tidak tegas menangani geng motor ini.
"Ini kita ungkap terus, kita kerjasama dengan semua pihak. Yang tanggal 31 Maret kita sudah menangkap pelakunya, ini sedang kita kembangkan untuk mengejar yang lainnya. Yang berikutnya kita sedang bekerjasama dengan pihak terkait dan juga termasuk dengan TNI untuk kita bersama-sama melacak siapa pelakunya," demikian menurut Saud Usman Nasution.
Pengamat kepolisian dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar menilai maraknya aksi geng motor terjadi karena lemahnya polisi dalam bertindak.
Menurutnya geng motor saat ini sudah menjamur bukan hanya di Jakarta tetapi di sejumlah daerah lainnya di Indonesia seperti Bandung dan Makasar. Untuk itu polisi harus bekerja keras menindaknya.
Polisi kata Bambang bisa mengerahkan bina mitra masyarakat untuk melakukan pendekatan terhadap anak-anak yang kerap nongkrong dan berpotensi membentuk geng motor. Selain itu pihak kepolisian juga harus berkoordinasi dengan pihak lain termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Penanganan seharusnya ada koordinasi antara kepolisian, pemerintah daerah, Kementerian pendidikan karena ada kaitan agen-agen pengendali sosial disitu. Nah ini yang tidak ada di Indonesia terjadilah benturan-benturan kekerasan baru tertangani. Ini loh yang saya katakana terlambat," ungkap Bambang.
Hal yang sama juga diungkapkan Pengamat kriminal dari Universitas Indonesia Erlangga Mesdiana. Menurutnya pemerintah harus bisa memutus aktivitas geng motor yang meresahkan masyarakat.
Erlangga mengatakan, "Ada terjadi penyerangan atau kemudian terjadi pembalasan terhadap penyerangan yang ada. Nah ini yang terjadi transformasi kekerasan dari waktu ke waktu yang lain. Ada transformasi kekerasan dari satu kelompok-kelompok lain atau satu generasi lain. Ini kalau dibiarkan terus bisa menjadi konflik sosial yang semakin membesar."
Sementara itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Saud Usman Nasution mengungkapkan pihaknya bersama TNI saat ini telah memperluas pengamanan terkait dengan aksi brutal geng motor itu.
Saud juga membantah jika dikatakan polisi tidak tegas menangani geng motor ini.
"Ini kita ungkap terus, kita kerjasama dengan semua pihak. Yang tanggal 31 Maret kita sudah menangkap pelakunya, ini sedang kita kembangkan untuk mengejar yang lainnya. Yang berikutnya kita sedang bekerjasama dengan pihak terkait dan juga termasuk dengan TNI untuk kita bersama-sama melacak siapa pelakunya," demikian menurut Saud Usman Nasution.