Polisi Hong Kong Akhiri Pengepungan Universitas Selama 12 Hari

Tim Gegana Kepolisian Hong Kong mencari bahan peledak dan bahan kimia di Universitas Politeknik Hong Kong, seminggu setelah polisi mengepung universitas itu, 28 November 2019. (Foto: AFP)

Polisi Hong Kong mengakhiri blokade mereka terhadap sebuah kampus universitas, Jumat (29/11) setelah mengepungnya selama 12 hari, dalam upaya menangkap demonstran antipemerintah yang bersembunyi di dalamnya.

Polisi menyingkirkan hampir 4.000 bom molotov yang ditinggalkan para demonstran, yang sekitar dua pekan silam melawan polisi antihuru-hara di jalan-jalan sekitarnya.

Kebuntuan di Hong Kong Polytechnic University merupakan salah satu episode paling dramatis dalam kerusuhan hampir enam bulan ini. Kerusuhan itu diawali pada Juni lalu dengan pawai besar-besaran menentang RUU ekstradisi yang dianggap sebagai terkikisnya kebebasan yang dijanjikan sewaktu bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke China pada tahun 1997.

BACA JUGA: Pedemo Peringatkan Polisi Hong Kong agar Tak Serbu Kampus

Sejak itu para demonstran meluaskan tuntutan mereka hingga mencakup pemilu demokratis sepenuhnya serta penyelidikan terhadap penggunaan gas air mata, peluru karet dan kekuatan lainnya oleh polisi untuk menumpas demonstrasi. Polisi telah menangkap 5.890 orang yang berusia 11 hingga 83 tahun sejak Juni lalu.

Sekitar 100 polisi mula-mula memasuki kampus Polytechnic itu pada hari Kamis untuk mengumpulkan barang bukti dan menyingkirkan benda-benda berbahaya. Suatu pernyataan dari polisi menyebutkan selama dua hari, mereka mengumpulkan 3.989 bom Molotov, 1.339 bahan peledak, 601 botol berisi cairan korosif dan 573 senjata lainnya.

Tidak ada demonstran yang ditemukan. Seorang lelaki yang mengenakan masker mengatakan kepada media malam sebelum polisi datang, bahwa sekitar 20 orang masih bersembunyi untuk menghindari penangkapan.

Mereka adalah yang masih bertahan dari sekitar 1.100 orang yang telah mundur ke dalam kampus setelah bentrok dengan polisi. Beberapa orang berhasil lolos dari pengepungan, tetapi polisi menyatakan mereka menangkap 810 orang dan mencatat detail mengenai 300 anak-anak di bawah umur yang kemungkinan nantinya menghadapi dakwaan.

Sekitar 567 orang ditangkap di sekitar universitas itu.

Seorang pejabat universitas menyatakan akan perlu waktu lima hingga enam bulan untuk memperbaiki kerusakan pada kampus tersebut. [uh/ab]