Polisi Hongkong menangkap empat anggota partai prodemokrasi Demosisto, yang kini telah bubar, karena dicurigai berkolusi dengan pasukan asing, pelanggaran besar terhadap undang-undang keamanan nasional kota itu.
Mereka yang ditangkap termasuk mantan ketua Demosisto, Ivan Lam, serta mantan anggota Li Kai-ching, William Liu dan Arnold Chung, lapor harian South China Morning Post.
Petugas polisi menggerebek kantor platform belanja Mee, aplikasi daring yang terdaftar sebagai "ekonomi kuning" di Hong Kong, jaringan bisnis yang mendukung protes prodemokrasi pada 2019.
Aplikasi itu diluncurkan oleh mantan anggota Demosisto, menurut sebuah laporan.
Foto-foto yang menunjukkan polisi keamanan nasional menyita sejumlah bukti dari unit industri Kwai Chung di Hong Kong telah beredar online.
Sumber South China Morning Post mengatakan, keempat orang yang ditangkap dituduh bersekongkol dengan toko-toko yang merupakan bagian dari lingkaran ekonomi kuning, guna menggalang dana untuk mendukung kegiatan anti-China di luar negeri.
Sebuah pernyataan polisi, tanpa menyebut nama tersangka yang dilaporkan, menegaskan bahwa setelah penyelidikan, empat orang pria, berusia antara 26 dan 28 tahun ditangkap karena "bersekongkol untuk berkolusi dengan negara asing atau unsur asing yang membahayakan keamanan nasional."
Keempatnya diduga "menerima dana dari perusahaan yang sedang beroperasi, platform sosial dan aplikasi seluler, untuk mendukung orang-orang yang melarikan diri ke luar negeri tetapi terus terlibat dalam aktivitas yang membahayakan keamanan nasional."
Mereka juga dituduh "berulang kali menerbitkan unggahan dengan tujuan menghasut pada sejumlah platform media sosial," dan menyerukan kemerdekaan Hong Kong, tambah pernyataan tersebut.
BACA JUGA: Aktivis Prodemokrasi Hong Kong yang Mengasingkan Diri Diperingatkan untuk MenyerahKeempat pria tersebut ditahan di tengah pemeriksaan lanjutan, namun investigasi terus berlangsung dan perintah penahanan belum dikeluarkan.
Demosisto adalah partai politik yang dibentuk pada 2016 dengan tujuan mencapai hak otonomi dan menentukan nasib sendiri bagi Hong Kong. Pada tahun yang sama, partai tersebut memenangkan kursi dalam pemilihan Dewan Legislatif Hong Kong. Para pendirinya mencakup sejumlah aktivis terkemuka seperti Joshua Wong, Agnes Chow dan Nathan Law.
Partai tersebut kemudian dibubarkan lebih dari tiga tahun yang lalu pada 30 Juni, bertepatan dengan penegakan undang-undang keamanan nasional Hong Kong. [ps/ka/rs]