Polisi Hong Kong Tangkap Seniman Jelang Peringatan Tragedi Tiananmen Square 

Petugas kepolisian menahan seniman Sanmu Chen di area Causeway Bay di Hong Kong jelang peringatan kekerasan tragedi Tiananmen Square ke-35 pada 3 Juni 2024. (Foto: AP/Chan Long Hei)

Jelang peringatan 35 tahun penumpasan demonstran pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen China, pihak keamanan Hong Kong menahan seorang seniman pertunjukan.

Polisi menahan seniman Sanmu Chen pada hari Senin (3/6) di sebuah jalan di area Causeway Bay. Daerah itu merupakan distrik perbelanjaan yang sibuk di Hong Kong dan dekat dengan Victoria Park, sebuah taman yang pernah dijadikan tempat acara peringatan korban penumpasan Lapangan Tiananmen tahun 1989 di China setiap tahunnya.

Sebelum petugas mendekatinya, Chen dilaporkan meniru aksi minum-minum di depan mobil van polisi. Dia juga tampak menulis atau menggambar di udara. Chen sebelumnya juga sempat ditahan di hari yang sama pada tahun lalu ketika dia meneriakkan, “Warga Hong Kong, jangan takut. Jangan lupa besok tanggal 4 Juni.”

BACA JUGA: 14 Aktivis Prodemokrasi Hong Kong Divonis Bersalah

Sejak Selasa (28/5) pekan lalu, polisi telah menindak sejumlah orang yang dituduh melakukan “penghasutan” melalui unggahan media sosial. Salah satu yang ditangkap adalah Chow Hang-tung, seorang aktivis dan penyelenggara acara tahunan di Victoria Park. Chow telah menjalani hukuman lebih dari 30 bulan dan telah ditahan sejak tahun 2021.

Kekerasan di Lapangan Tiananmen terjadi ketika pasukan pemerintah menembaki para demonstran pro-demokrasi yang dipimpin para mahasiswa pada tanggal 4 Juni. Ratusan, bahkan mungkin ribuan orang, tewas dalam peristiwa itu.

Peringatan di Victoria Park untuk mengenang kematian tersebut tidak lagi dilakukan sejak undang-undang keamanan nasional diberlakukan tahun 2020.

Penyelenggara acara tersebut dibubarkan dan tiga mantan pemimpinnya telah telah didakwa. Namun, sejumlah kelompok Pro-Beijing dijadwalkan akan mengadakan karnaval di taman tersebut pada tanggal 4 Juni.

Sejumlah Kritik menyatakan bahwa berakhirnya aksi itu menandai kebebasan di Hong Kong yang memburuk sejak Inggris mengembalikan bekas jajahannya itu ke pemerintah Tiongkok pada tahun 1997. [th/jm]