Dewan kelurahan di sebuah desa telah memerintahkan pemerkosaan beramai-ramai atas seorang perempuan karena ia menjalin hubungan dengan pria dari agama berbeda.
KOLKATA, INDIA —
Polisi di negara bagian Bengal Barat, India, mengatakan Kamis (23/1) bahwa seorang perempuan muda telah diperkosa beramai-ramai atas perintah sebuah dewan kelurahan karena ia jatuh cinta pada pria dari agama yang berbeda.
Pejabat polisi C. Sudhakar mengatakan 13 pria telah ditahan terkait kasus tersebut.
Perempuan tersebut mengatakan pada polisi bahwa dewan kelurahan desa Subalpur memerintahkannya membayar denda karena berhubungan dengan pria tersebut. Ketika keluarganya mengatakan mereka terlalu miskin untuk membayar, dewan tersebut memerintahkan pemerkosaan beramai-ramai.
Sudhakar mengatakan perempuan itu tidak sanggup lagi menghitung berapa pria yang memperkosanya dalam kejadian yang berlangsung sepanjang Senin malam.
Perempuan tersebut sekarang berada di sebuah rumah sakit di distrik Birbhum dimana para dokter mengatakan kondisinya serius.
Subalpur terletak sekitar 180 kilometer dari utara Kolkata, ibukota Bengal Barat.
Serangkaian kasus pemerkosaan yang mencuat di India dalam setahun terakhir telah memicu kemarahan atas kekerasan seksual yang kronis di India dan kegagalan pemerintah untuk melindungi perempuan.
Masalah lain dari kasus di Bengal adalah karena dugaan pemerkosaan itu ternyata diperintahkan oleh sebuah dewan yang terdiri dari sesepuh-sesepuh desa. Dewan-dewan seperti itu tidak mengikat secara hukum di India, namun dilihat sebagai kehendak masyarakat lokal. Dewan-dewan ini memutuskan norma-norma sosial di desa dan di beberapa desa berwenang menentukan bagaimana perempuan berpakaian atau siapa yang boleh mereka nikahi. Mereka yang melawan dapat dikucilkan.
Bulan lalu, India menandai satu tahun terjadinya pemerkosaan beramai-ramai yang telah menewaskan seorang mahasiswi 23 tahun di atas bus yang bergerak di New Delhi, yang memicu protes di seluruh negeri.
Kemarahan itu mendorong pemerintah untuk mengadopsi undang-undang yang lebih keras yang melipatgandakan hukuman penjara untuk pemerkosaan menjadi 20 tahun dan memidanakan tindakan mengintip, membuntuti, menyerang dengan zat asam dan perdagangan perempuan. Sidang-sidang pengadilan yang dipercepat telah diciptakan untuk kasus-kasus pemerkosaan. (AP)
Pejabat polisi C. Sudhakar mengatakan 13 pria telah ditahan terkait kasus tersebut.
Perempuan tersebut mengatakan pada polisi bahwa dewan kelurahan desa Subalpur memerintahkannya membayar denda karena berhubungan dengan pria tersebut. Ketika keluarganya mengatakan mereka terlalu miskin untuk membayar, dewan tersebut memerintahkan pemerkosaan beramai-ramai.
Sudhakar mengatakan perempuan itu tidak sanggup lagi menghitung berapa pria yang memperkosanya dalam kejadian yang berlangsung sepanjang Senin malam.
Perempuan tersebut sekarang berada di sebuah rumah sakit di distrik Birbhum dimana para dokter mengatakan kondisinya serius.
Subalpur terletak sekitar 180 kilometer dari utara Kolkata, ibukota Bengal Barat.
Serangkaian kasus pemerkosaan yang mencuat di India dalam setahun terakhir telah memicu kemarahan atas kekerasan seksual yang kronis di India dan kegagalan pemerintah untuk melindungi perempuan.
Masalah lain dari kasus di Bengal adalah karena dugaan pemerkosaan itu ternyata diperintahkan oleh sebuah dewan yang terdiri dari sesepuh-sesepuh desa. Dewan-dewan seperti itu tidak mengikat secara hukum di India, namun dilihat sebagai kehendak masyarakat lokal. Dewan-dewan ini memutuskan norma-norma sosial di desa dan di beberapa desa berwenang menentukan bagaimana perempuan berpakaian atau siapa yang boleh mereka nikahi. Mereka yang melawan dapat dikucilkan.
Bulan lalu, India menandai satu tahun terjadinya pemerkosaan beramai-ramai yang telah menewaskan seorang mahasiswi 23 tahun di atas bus yang bergerak di New Delhi, yang memicu protes di seluruh negeri.
Kemarahan itu mendorong pemerintah untuk mengadopsi undang-undang yang lebih keras yang melipatgandakan hukuman penjara untuk pemerkosaan menjadi 20 tahun dan memidanakan tindakan mengintip, membuntuti, menyerang dengan zat asam dan perdagangan perempuan. Sidang-sidang pengadilan yang dipercepat telah diciptakan untuk kasus-kasus pemerkosaan. (AP)