Polisi India melakukan penangkapan pada Sabtu (2/7) terkait kasus pembunuhan seorang penjahit beragama Hindu di Rajasthan. Peristiwa tersebut memicu ketegangan antara pemeluk agama mayoritas Hindu dan minoritas Muslim di negara itu.
Dua pria Muslim sudah ditahan atas pembunuhan itu. Mereka merekam aksi tersebut dan mengunggahnya secara online. Para tersangka mengatakan bahwa aksi itu merupakan tanggapan atas dukungan korban terkait pernyataan menghina seorang politisi tentang Nabi Muhammad.
Korban yang bernama Kanhaiya Lal Teli diduga menggunggah komentar di media sosial yang mendukung Nupur Sharma, mantan juru bicara partai Perdana Menteri Narendra Modi, yang membuat komentar anti-Islam pada Mei.
BACA JUGA: Pria Hindu Dibunuh, Ketegangan Agama Kian Bergolak di IndiaTiga pejabat senior polisi mengatakan pada Sabtu (1/7) bahwa dua pria Muslim lagi yang berbasis di Rajasthan ditahan karena merencanakan pembunuhan Teli di tokonya di Udaipur, sebuah kota tujuan wisata yang populer.
"Kami sekarang telah menangkap dua dalangnya, dan sebelumnya kami telah menangkap dua orang yang melakukan kejahatan keji itu," kata Prafulla Kumar, seorang pejabat senior polisi yang berbasis di Udaipur.
Massa yang marah, termasuk beberapa pengacara, menampar dan mendorong empat terdakwa dalam kasus pembunuhan itu ketika mereka dihadapkan ke pengadilan pada Sabtu (2/7).
BACA JUGA: Demonstran India Serukan Pembebasan Aktivis Anti-ModiHakim dari Mahkamah Agung India mengatakan pada Jumat (30/6) bahwa Sharma harus meminta maaf kepada seluruh warga terkait pernyataannya yang membuat marah negara-negara Islam dan memicu ketegangan diplomatik.
Media lokal melaporkan insiden terpisah pada 21 Juni di mana seorang ahli kimia ditikam sampai mati di negara bagian barat Maharashtra karena diduga mendukung pernyataan yang dibuat oleh Sharma di media sosial.
"Lima orang ditangkap sehubungan dengan pembunuhan ahli kimia, dan pencarian sedang dilakukan untuk melacak tersangka utama," kata Aarti Singh, seorang kepala polisi daerah, seperti dikutip dari media setempat. [ah]