Polisi Indonesia Tembak Mati Dua Tersangka Militan

Brimob Indonesia berlatih sebelum perayaan Natal di Medan, Sumatra Utara, Rabu, 21 Desember 2016. (Foto: ilustrasi)

Para anggota satuan anti teroris kepolisian Indonesia menembak mati dua tersangka militan dan menangkap dua lainnya dalam penggrebekan hari Minggu (25/12) di pulau Jawa.

Para tersangka ditembak oleh satuan anti teror setelah menolak seruan pihak berwenang agar menyerah dari rumah perlindungan mereka di Jatiluhur, kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kata juru bicara Polri Brigjen Rikwanto.

Penangkapan itu dilakukan di tengah langkah-langkah keamanan di beberapa kota di pulau Jawa setelah polisi menangkap satu orang yang hendak melakukan pemboman bunuh-diri dan tersangka militan Islamis lainnya sebelumnya bulan ini yang dituduh merencanakan pemboman bunuh diri musim Natal dan Tahun Baru.

Rikwanto mengatakan dua tersangka ditangkap dalam keadaan hidup, termasuk satu orang yang luka-luka dan dibawa ke rumah sakit polisi di Jakarta.

Ia mengatakan polisi menyita beberapa golok dan dokumen dari rumah terapung tersangka dekat bendungan Jatiluhur, termasuk surat wasiat dimana mereka menyatakan bahwa mereka bersumpah setia kepada ISIS dan ingin turut dalam serangan bunuh diri.

Ketiga tersangka militan yang dituduh merencanakan pemboman bunuh diri Malam Tahun Baru tewas dalam tembak-menembak pekan lalu dekat Jakarta.

Polisi mengatakan rencana musim Natal dan Tahun Baru itu terungkap dalam interogasi militan yang ditangkap tanggal 10 Desember yang merencanakan serangan bom bunuh diri terhadap upacara pergantian pengawal di istana presiden di Jakarta keesokan harinya.

Polisi mengatakan bahwa rencana yang digagalkan itu dimana seorang perempuan tadinya akan melakukan pemboman bunuh diri itu, didalangi oleh Bahrun Naim, seorang Indonesia anggota kelompok ISIS di Suriah. Mereka juga mengatakan Naim mendalangi laboratorium bom yang digrebek bulan lalu di Jawa Barat dan memuat cukup bahan peledak untuk membuat bom-bom yang tiga kali lebih kuat daripada yang digunakan dalam pemboman di Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang.

Pemerintah telah meningkatkan keamanan di seluruh Indonesia. Pemerintah telah menempatkan 150 ribu petugas keamanan untuk mengawal gereja-gereja, bandara dan tempat-tempat umum lainnya dalam tindakan luas serentak pengamanan nasional.

Indonesia mengalami rentetan serangan maut oleh jaringan Jemaah Islamiyah pada waktu lalu. Tetapi serangan dalam tahun-tahun belakangan ini lebih kecil dan kurang dahsyat dan diarahkan terhadap pihak berwenang pemerintah, terutama polisi dan pasukan anti terorisme. [gp]