Polisi Israel menyerang puluhan jemaah di Masjid Al-Aqsa sebelum fajar pada Rabu (5/4), demikian menurut sejumlah saksi mata. Pihak kepolisian Israel mengatakan serangan tersebut merupakan tanggapan atas kerusuhan yang terjadi sebelumnya.
Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan sejumlah jemaah mengalami cedera tetapi tidak merinci berapa banyak. Dalam pernyataannya, organisasi tersebut mengatakan pasukan Israel mencegah petugas medis untuk masuk ke dalam masjid itu.
“Saya sedang sembahyang dan duduk di kursi sambil membaca (Al-Qur’an), ketika polisi Israel melemparkan granat kejut, salah satunya mendarat di dada saya,” demikian penuturan seorang perempuan berusia lanjut kepada Reuters ketika ia duduk di luar masjid sambil terengah-engah.
Polisi Israel mengatakan pihaknya terpaksa masuk ke kompleks masjid itu setelah “penghasut bermasker” mengunci diri mereka di dalam masjid, dan mereka dilengkapi dengan kembang api, tongkat, dan batu.
“Ketika polisi masuk, batu-batu dilempar kearah petugas dan kembang api ditembakkan dari dalam masjid oleh sekelompok besar penghasut,” ungkap pernyataan itu, seraya menambahkan seorang petugas polisi mengalami cedera di kaki.
Kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Yerusalem telah meningkat selama setahun terakhir dan terdapat kekhawatiran bahwa ketegangan akan meningkat pada bulan ini, ketika bulan suci Ramadan jatuh bersamaan dengan dengan Paskah bagi umat Yahudi dan pemeluk Kristen.
Palestina mengecam tindakan pasukan Israel tersebut dan menyebutkan sebagai tindak kejahatan.
"Kami memperingatkan aksi pendudukan pada situs suci sudah melampaui batas, dan hal ini akan berujung pada ledakan besar," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina President Mahmoud Abbas. [jm/rs]