Polisi Rusia menangkap tiga pemimpin hak azasi kelompok homoseksual dan puluhan lainnya setelah mereka berusaha mengadakan pawai dekat istana Kremlin.
Polisi mengatakan kerumunan kecil peserta pawai, sebagian melambai-lambaikan bendera pelangi dan lainnya membawa spanduk bertuliskan “Rusia bukan Iran”, diserang penentangnya, kelompok ultra-Ortodok yang berhasil melobi pemerintah kota Moskow agar melarang pawai itu.
Pemimpin Serikat Ortodok Rusia, Leonid Simonovich, mengatakan orang tidak boleh dibiarkan mengadakan pawai kelompok homoseksual.
Ia mengatakan Tuhan pernah membakar kota Sodom dan Gomorah, dan jika ada hal yang seperti itu di sini Tuhan juga akan membakar Moskow. Ia mengatakan kelompoknya tidak membutuhkan itu dan tidak ingin kota Moskow dibakar.
Para saksi mengatakan polisi secara agresif menangkapi peserta-peserta pawai, pemrotes dan anggota-anggota kelompok ultra-nasionalis sebelum menggiring mereka ke mobil-mobil van.
Pegiat-pegiat hak azasi kelompok homoseksual Amerika Dan Choi dan Andy Thayer ditahan bersama Louis-George Tin dari Prancis.
Banyak pegiat hak azasi berharap bisa mengadakan pawai kelompok homoseksual setelah walikota Yuri Luzhkov dipecat. Luzhkov menyamakan homoseksualitas dengan iblis.
Demonstran anti-homoseksual setuju dengan pendapat mantan walikota itu.
Ia mengatakan Rusia harus menjadi negara yang normal; keluarga harus terdiri dari suami-isteri, bukan suami-suami; itu tidak normal. Menurutnya setiap perempuan yang seharusnya melahirkan anak-anak.
Rusia tidak lagi menganggap homoseksualitas sebagai kejahatan sejak tahun 1993, tetapi sikap anti-homoseksual masih ada. Bulan Oktober, Mahkamah HAM Eropa menjatuhkan denda kepada Rusia karena melarang pawai kelompok homoskesual di Moskow.
Polisi mengatakan kebanyakan yang ditahan telah dibebaskan.