Polisi Myanmar menggunakan peluru karet, gas airmata dan semburan air hari Selasa untuk membubarkan aksi protes terhadap patung pahlawan kemerdekaan Jenderal Aung San yang ditentang oleh anggota etnis minoritas Karenni, kata polisi dan seorang pemimpin protes.
Penyelenggara protes menjelaskan, paling tidak 3000 orang berkumpul pada hari libur Union Day di Loikaw ibukota negarabagian Kayah meskipun mereka tidak punya izin untuk berunjuk rasa.
Peresmian patung di Loikaw itu bulan ini menunjukkan patung emas jenderal itu di atas kuda dan menggalakkan kembali aksi protes menyebabkan 54 orang dituduh berkumpul secara melanggar hukum, menghasut dan memfitnah.
Kami tidak menentang patung jenderal itu tetapi menuntut pelaksanaan yang dijanjikannya, kata Khun Thomas ketua angkatan muda Karenni.
Yanghee Lee, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar menyesalkan yang disebutnya ‘tanggapan keras polisi’ terhadap pemerotes. [al]