Politisi Israel Hadapi Tenggat untuk Bentuk Pemerintahan

Aksi unjuk rasa mendukung Yair Lapid dan Naftali Bennett untuk pembentukan pemerintahan di Tel Aviv, 31 Mei 2021. (Foto: Jack Guez/AFP)

Sebuah kelompok partai politik Israel dengan beragam ideologi yang berupaya menyingkirkan PM Benjamin Netanyahu yang telah lama berkuasa, menghadapi tenggat penghujung hari Rabu untuk mencapai kesepakatan membentuk pemerintah koalisi.

Upaya itu dipimpin oleh ketua partai Yesh Atid, Yair Lapid. Presiden Reuven Rivlin memberi Lapid kesempatan untuk menyatukan partai-partai yang dapat mengumpulkan mayoritas di Knesset beranggotakan 120 orang, setelah Netanyahu gagal melakukannya pada awal Mei.

Ketua Partai Yesh Atid, Yair Lapid, di Knesset, Parlemen Israel, Yerusalem, Senin, 31 Mei 2021. (Debbie Hill/Pool via AP)

Lapid mendapat dorongan hari Minggu sewaktu Naftali Bennet, yang memimpin partai nasionalis garis keras, Yamina, menyatakan bahwa ia akan bergabung dengan koalisi. Suatu kesepakatan akan membuat Bennet menjabat perdana menteri pada dua tahun pertama, sebelum Lapid mendapat giliran untuk jabatan itu.

Israel telah berada dalam periode gejolak politik selama dua tahun. Empat pemilu telah diselenggarakan selama periode itu.

Setelah dua pemilu pada tahun 2019, Netanyahu gagal membentuk koalisi tetapi tetap menjadi penjabat perdana menteri. Setahun silam, ia membentuk pemerintah koalisi bersama dengan rivalnya Benny Gantz, tetapi koalisi runtuh pada bulan Desember karena parlemen gagal meloloskan anggaran.

Kalau Lapid tidak dapat menyelesaikan pembentukan koalisi sesuai tenggat hari Rabu, parlemen dapat memilih seorang kandidat dalam upaya membentuk pemerintah. Jika upaya ini gagal lagi, Israel akan menggelar pemilu lainnya.

Netanyahu, yang berusia 71 tahun, telah menjadi perdana menteri sejak 2009 setelah ia menduduki jabatan yang sama selama tiga tahun pada 1990-an. Ia sedang menghadapi dakwaan pidana korupsi dan menyangkal telah melakukan pelanggaran. [uh/ab]