Jajak Pendapat: Lebih Banyak Orang AS Percaya Anti-Asia Meningkat 

Seorang perempuan menunjukkan poster dalan pawai menentang kejahatan rasial terhadap orang Amerika keturunan Asia dan Kepulauan Pasifik di Kota New York, 21 Maret 2021.

Mayoritas orang Amerika Serikat di seluruh kelompok ras dan etnis percaya bahwa diskriminasi memburuk pada tahun lalu terhadap orang Amerika keturunan Asia, yang menjadi sasaran serangan setelah secara tidak adil disalahkan atas pandemi virus corona.

Jajak pendapat oleh Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research mendapati 60 persen orang Amerika mengatakan diskriminasi terhadap Asia-Amerika naik dibandingkan pada tahun lalu.

Hampir setengah dari orang Amerika percaya bahwa orang Amerika-Asia menghadapi "banyak" atau "cukup banyak" diskriminasi di AS sekarang. Jajak pendapat juga mendapati sekitar 6 dari 10 orang AS mengatakan rasisme di Amerika secara umum adalah masalah yang "sangat" atau "sangat sangat" serius. Mayoritas orang Amerika keturunan Asia mengatakan mereka merasa tidak aman di tempat umum karena ras mereka.

Antara Maret 2020 dan Maret lalu, lebih dari 6.600 insiden kebencian anti-Asia telah didokumentasikan oleh Stop AAPI Hate, pusat pelaporan nasional. Insiden berkisar dari pelecehan verbal hingga serangan yang berakhir fatal, termasuk penembakan di daerah Atlanta pada 16 Maret yang menewaskan enam wanita Asia.

Pusat Kajian Kebencian dan Ekstremisme di California State University, San Bernardino, mendapati kejahatan rasial yang menarget orang Asia di kota-kota terbesar Amerika naik 145 persen pada 2020 dibandingkan pada 2019, meskipun kejahatan ras secara keseluruhan turun 6 persen. Pada kuartal pertama tahun ini, kejahatan anti-Asia yang dilaporkan ke polisi di 16 kota besar dan kabupaten melonjak 164 persen dari periode waktu yang sama tahun lalu. [ka/ft]