Para pemimpin Prancis dan Jerman pada Selasa (28/5) mengatakan, bahwa Ukraina seharusnya diizinkan untuk menyerang situs militer di wilayah Rusia, di mana rudal ditembakkan ke wilayah Ukraina, tetapi tidak untuk target-target lain.
“Dan saya pikir, saya bisa katakan bahwa, faktanya, kita tidak meningkatkan konflik dengan melakukan itu, karena Rusia sendiri telah melakukannya,” kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman, Olaf Scholz di Meseberg, Jerman.
Scholz mengatakan, dia setuju dengan Macron dan bahwa selama Ukraina menghormati syarat-syarat yang diberikan oleh negara-negara yang memasok senjata kepada mereka, termasuk Amerika Serikat, dan hukum internasional, mereka dibolehkan untuk mempertahankan diri.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, sendiri telah memperingatkan Barat sebelumnya bahwa anggota NATO di Eropa bermain api dengan rencana untuk membiarkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok oleh Barat untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia, yang dia katakan dapat memicu konflik global.
BACA JUGA: Putin Ingatkan Konsekuensi Serius Jika Senjata Barat Serang RusiaTerkait perang di Gaza, dengan Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui keberadaan negara Palestina pada Selasa (28.5), Presiden Prancis mengulangi pernyataan bahwa dia “selalu mempertahankan dua negara sebagai solusi politik.”
Emmanuel Macron dan Olaf Scholz juga mengungkap garis besar strategi ekonomi mereka bagi Eropa, mendesak secara khusus untuk pembentukan produk simpanan Eropa pada saat di mana 300 miliar Euro diinvestasikan ke perusahaan-perusahaan Amerika Serikat setiap tahunnya. Keduanya juga berupaya menunjukkan persatuan – dan juga memberikan klaim yang jelas terkait kepemimpinan di Uni Eropa.
“Tandem Jerman-Prancis sangat penting dalam hal ini,” kata Scholz.
“Kami selalu mencapai kesepakatan,” tegasnya lagi. [ns/rs]