Prancis mengirim pasukan polisi khusus ke Guadeloupe, wilayah Prancis di Karibia, dimana protes-protes terkait pembatasan sosial akibat COVID-19 telah bergulir menjadi kerusuhan dan penjarahan pada hari ketiga berturut-turut.
Protes-protes tersebut yang diorganisir oleh beberapa serikat dagang itu bertujuan untuk menentang kebijakan Prancis dalam memberlakukan kartu kesehatan COVID-19, yang wajib dimiliki para warganya untuk mengakses restoran dan kafe, pusat budaya, arena olahraga dan perjalanan jarak jauh. Para demonstran juga memprotes mandat vakasinasi bagi para tenaga kesehatan.
Dalam wawancara pada Minggu (21/11), Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengecam kekerasan itu dan menyebutnya bahwa aksi tersebut "tidak dapat ditolerir."
BACA JUGA: Putin pada Macron: AS Menggelar Latihan Militer 'Provokatif' di Laut HitamIa mengatakan 50 anggota pasukan polisi khusus tiba pada Minggu (21/11) di Guadeloupe. Sebelumnya, sebanyak 200 polisi lain telah tiba terlebih dahulu.
Para demonstran memblokir jalan-jalan, menghambat perjalanan di seluruh pulau itu dan menyebabkan kekacauan di banyak rumah sakit.
Darmanin mengatakan di Paris bahwa "beberapa tembakan dilepaskan ke arah polisi." Tiga orang dilaporkan cedera dan video-video di media sosial memperlihatkan mobil-mobil dan beberapa bangunan terbakar. [vm/pp]