Presiden Afghanistan Hamid Karzai menemui para tetua suku dan keluarga korban yang tewas dalam penembakan hari Minggu di provinsi Kandahar. Hari Jumat, ia mengatakan, delegasi yang ia kirim untuk menyelidiki pembantaian itu tidak mendapat kerjasama yang diharapkan dari pejabat-pejabat Amerika.
Karzai dengan marah menyatakan korban sipil sudah berjatuhan begitu lama, dan ini harus menjadi yang terakhir. Menurutnya, “perilaku ini tidak bisa lagi ditoleransi.” Karzai juga mempertanyakan pernyataan tentara Amerika bahwa hanya satu orang yang terlibat insiden itu. Menurut penduduk desa, lebih dari seorang tentara terlibat pembantaian di distrik Panjwai itu, di mana korban tewas termasuk anak-anak.
Pernyataan Presiden Karzai disampaikan sementara tersangka hari Jumat diterbangkan ke penjara di markas militer Amerika di negarabagian Kansas. Warga Afghanistan menuntut tentara itu diadili di Afghanistan. Hari Kamis, Presiden Karzai bertemu Menteri Pertahanan Amerika Leon Panetta di Kabul dan menuntut agar pasukan NATO ditarik dari desa-desa Afghanistan dan dipindahkan ke markas mereka setelah penembakan itu. Kepada wartawan, Karzai mengatakan, tuntutan itu juga menjadi bahan percakapannya melalui telepon dengan Presiden Amerika Barack Obama hari Jumat.
Menurut Gedung Putih, kedua pemimpin membahas keprihatinan lama Karzai tentang serangan malam koalisi - salah satu kendala perjanjian kemitraan strategis Amerika-Afghanistan yang saat ini sedang dirundingkan. Obama dan Presiden Karzai juga menegaskan komitmen bersama mereka mengenai rencana pengalihan keamanan di mana pasukan Afghanistan akan mengambil alih kendali penuh keamanan akhir tahun 2014. Presiden Amerika juga mengucapkan selamat kepada pemimpin Afghanistan itu atas kelahiran puterinya.
Juga hari Jumat, pengacara sipil untuk tentara Amerika yang dituduh melakukan pembantaian itu mengatakan kliennya sersan berusia 38 tahun stres. Sehari sebelum pembantaian di Kandahar itu ia melihat kaki rekannya hancur terkena ledakan. Identitas tentara itu belum diungkap.