Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Jumat (31/7) memupus harapan dimulainya perundingan dengan kelompok pemberontak Taliban. Ghani mengumumkan, 400 tahanan Taliban yang pembebasan mereka menjadi syarat dimulainya pembicaraan, akan tetap dipenjarakan.
Dalam pidato kenegaraannya dalam memperingati Iduladha, Ghani mengatakan 400 militan Taliban yang masih ditahan itu merupakan terpidana yang telah divonis sehingga ia tidak memiliki wewenang untuk mengampuni mereka.
Ia mengatakan, loya jirga, atau Dewan Agung Konsultatif Afghanistan, yang dapat memutuskan apakah para tahanan itu bisa dibebaskan. Ghani mengungkapkan, dewan itu akan segera melangsungkan pertemuan.
Pengumuman Ghani ini menunda dimulainya perundingan antara pihak-pihak yang berperang di Afghanistan. Pengumuman itu menghalangi usaha-usaha AS untuk segera mengakhiri perang yang telah berlangsung bertahun-tahun di sana, meskipun Washington telah mengurangi jumlah pasukannya di sana. Pengumuman tersebut juga disampaikan pada awal gencatan senjata tiga hari yang digagaskan Taliban untuk merayakan liburan Iduladha,
BACA JUGA: Taliban Umumkan Gencatan Selama IduladhaPembebasan tahanan merupakan bagian dari kesepakatan yang ditandatangani AS Februari lalu dengan Taliban. Kesepakatan itu ditujukan untuk mengakhiri perang di Afghanistan dan mengirim pulang pasukan AS yang telah hampir 20 tahun berada di negara itu.
Taliban sendiri, Kamis (30/7), menurut juru bicaranya, Suhail Shaheen, telah menyelesaikan pembebasan seluruh 1.000 tahanan sesuai kesepakatan, Shaheen mengatakan, pihaknya siap berunding dengan para pemimpin politik Afghanistan dalam sepekan jika para tahanan Taliban yang masih dipenjarakan pemerintah Afghanistan dibebaskan. [ab/uh]