Presiden Republik Afrika Tengah mengatakan ia akan membubarkan kelompok pemberontak Seleka yang telah membantunya memegang kekuasaan awal tahun ini.
Presiden Michel Djotodia membuat pengumuman itu hari Jumat di ibukota, Bangui, dengan menyatakan bahwa koalisi pemberontak itu "tidak eksis lagi." Ia tidak merinci lebih lanjut langkah-langkah apa yang akan ia ambil untuk membubarkan kelompok tersebut.
Bulan Maret, Presiden Djotodia memimpin koalisi kelompok bersenjata, bersatu dibawah nama Seleka, guna menggulingkan Presiden Francois Bozize, mengakhiri 10 tahun kekuasaan Bozize.
Baru-baru ini, pejuang gerakan pemberontak itu disalahkan karena bentrokan dengan milisi saingan dan juga melonjaknya perampokan, pencurian mobil, perkosaan dan pembunuhan. Kekerasan itu memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Presiden Djotodia mengatakan ingin menyelenggarakan pemilu di negara itu dalam 18 bulan ke depan.
Republik Afrika Tengah itu berkepanjangan mengalami serangkaian kudeta dan pemberontakan sejak memperoleh kemerdekaan dari Perancis tahun 1960.
Bulan Maret, Presiden Djotodia memimpin koalisi kelompok bersenjata, bersatu dibawah nama Seleka, guna menggulingkan Presiden Francois Bozize, mengakhiri 10 tahun kekuasaan Bozize.
Baru-baru ini, pejuang gerakan pemberontak itu disalahkan karena bentrokan dengan milisi saingan dan juga melonjaknya perampokan, pencurian mobil, perkosaan dan pembunuhan. Kekerasan itu memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Presiden Djotodia mengatakan ingin menyelenggarakan pemilu di negara itu dalam 18 bulan ke depan.
Republik Afrika Tengah itu berkepanjangan mengalami serangkaian kudeta dan pemberontakan sejak memperoleh kemerdekaan dari Perancis tahun 1960.