Presiden Bank Dunia David Malpass, pada Rabu (15/2), mengatakan bahwa ia akan meninggalkan jabatannya pada akhir Juni tahun ini, beberapa bulan setelah berselisih dengan Gedung Putih karena gagal menyatakan bahwa dirinya menerima konsensus ilmiah tentang pemanasan global.
Malpass, yang ditunjuk oleh mantan Presiden Donald Trump, akan mundur dari posisinya di bank pembangunan multilateral itu satu tahun lebih awal dari masa jabatannya selama lima tahun. Ia tidak memberi alasan mengenai keputusannya itu, dan dalam sebuah pernyataan mengatakan, “setelah memikirkannya secara matang, saya memutuskan untuk mencari tantangan baru.”
Dalam pernyataan berbeda, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengucapakan terima kasih kepada Malpass atas pengabdiannya.
"Dunia telah meraih manfaat dari dukungan kuat yang ia tunjukkan untuk Ukraina di tengah invasi Rusia yang ilegal, pekerjaannya yang penting untuk membantu rakyat Afghanistan, dan komitmennya untuk membantu negara-negara berpendapatan rendah mencapai kesinambungan utang lewat pengurangan utang," ujar Yellen.
Yellen mengatakan AS akan segera mencari calon pengganti Malpass dan berharap dewan bank itu akan melakukan proses pencalonan yang "transparan, berdasarkan kemampuan, dan cepat untuk presiden Bank Dunia selanjutnya."
Berdasarkan tradisi, pemerintah AS biasanya memilih pemimpin Bank Dunia, yang menyediakan miliaran dolar dalam setahun untuk mendanai negara-negara berkembang, sementara para pemimpin Eropa memilih pemimpin untuk mitra Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF).
Malpass mengepalai Bank Dunia sejak April 2019 setelah menjabat sebagai pejabat senior untuk urusan hubungan internasional di Departemen Keuangan AS pada masa pemerintahan Trump. [jm/ka]