Presiden Baru Perancis, Emmanuel Macron, Dilantik

Presiden Perancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Trogneux, di istana Elysee di Paris, 14 Mei 2017.

Emmanuel Macron tiba hari Minggu (14/5) untuk upacara pelantikannya menjadi presiden Perancis di istana presiden Elysee di Paris, siap untuk memulai sepenuhnya misi merombak politik Perancis.

Pendahulunya, Francois Hollande, menyambut kedatangannya di pekarangan istana, dan berjabat tangan di hadapan ratusan orang wartawan. Keduanya mengadakan pertemuan di kantor presiden sebelum Hollande berangkat, dan menggunakan waktu beberapa menit terakhir membicarakan masalah-masalah yang paling peka dihadapi Perancis, termasuk sandi nuklir negara tersebut.

Macron mengambil alih kepemimpinan negara yang, ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa tahun 2019, akan menjadi satu-satunya anggota Uni Eropa yang bersenjata nuklir dan mempunyai satu kursi permanen dalam Dewan Keamanan PBB.

Kunjungan pertamanya ke luar negeri adalah ke Jerman hari Senin, untuk bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin.

Ia akan mengangkat perdana menterinya dan membentuk pemerintahan dalam beberapa hari mendatang.

Seorang mantan menteri perekonomian dengan pandangan yang pro-business, dan pro-Eropa, Macron keluar dari pemerintahan Sosialis Hollande tahun lalu untuk meluncurkan usahanya sebagai calon independen untuk menjadi presiden. Ia adalah presiden Perancis pertama yang tidak diusung oleh partai utama negara itu.

Ia telah berjanji untuk menggairahkan kembali politik Perancis dengan mendatangkan wajah-wajah baru. Gerakan Republik Sedang Maju yang dipimpinnya telah mengumumkan daftar awal 428 calon untuk 577 kursi majelis rendah parlemen yang akan diperebutkan dalam pemilu bulan Juni. Macron sedang berusaha mempunyai mayoritas parlemen sebagai pendukung supaya ia dapat meloloskan program-programnya. [gp]