Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen hari Jumat (24/6) berangkat ke dua negara di Amerika Latin, perjalanan pertamanya ke luar negeri setelah sebulan menjabat.
Kunjungan itu untuk menjalin ikatan yang bisa terganggu oleh China. Dia juga akan bertemu para pejabat dari kelompok negara-negara yang lebih luas termasuk Amerika Serikat.
Tsai melakukan lawatan sembilan hari perjalanan ke Panama dan Paraguay atas undangan kedua negara itu. Di Panama ia akan menghadiri upacara peresmian proyek perluasan Terusan Panama, sebuah acara hari Minggu yang menarik perhatian para kepala negara dan pejabat dari sekitar 70 negara.
Taiwan menghadapi risiko bahwa China akan menarik sebagian dari 22 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, termasuk Panama atau Paraguay. Taiwan ingin menggunakan negara-negara itu sebagai pendukungnya di PBB dan sekaligus mengesahkan legitimasi hukum Taiwan.
China melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sejak perang saudara tahun 1940-an, dan bukan sebagai negara sendiri.
Penampilan Tsai dalam upacara di Terusan Panama mungkin memberinya kesempatan langka untuk bertemu dengan pejabat AS yang jarang bergaul dengan para pemimpin Taiwan, kata Alexander Huang, profesor studi strategis di Universitas Tamkang, Taiwan.
China memiliki hubungan diplomatik dengan AS dan menentang kontak resmi Amerika dengan Taiwan, meskipun hubungan informal antara keduanya kokoh.
Kunjungan Tsai ke Amerika Latin juga akan memperkokoh hubungan dengan Panama dan Paraguay, kata pejabat kementerian luar negeri Taiwan. Seperti banyak negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, negara itu memberikan bantuan pembangunan bantuan pembangunan kepada kedua negara itu. [ps/ii]