Menurut para analis, Presiden Dilma Rousseff, yang mengupayakan masa jabatan kedua, dipandang akan memperoleh suara terbanyak dalam pemilu hari Minggu. Tetapi Rousseff sendiri mengatakan dia mungkin tidak akan memenangkan mayoritas mutlak yang diperlukan untuk menghindari pemilihan putaran kedua tanggal 26 Oktober.
Rousseff menghadapi dua pesaing utama. Marina Silva, seorang pahlawan gerakan konservasi global dan pembelot dari partai yang berkuasa dan sekarang menjadi anggota Partai Sosialis Brazil, serta Aecio Neves dari Partai Sosial Demokrat, seorang senator dan mantan gubernur negara bagian.
Para pengecam mengatakan, Presiden Rousseff dapat mengandalkan dukungan kelas pekerja Brazil, berkat program kesejahteraan sosial berlimpah yang diprakarsai dalam dua masa jabatan pendahulunya yang sangat popular dan bapak pelindung politik Brazil, Luiz Lula da Silva.
Marina Silva dibesarkan keluarga penderes karet yang miskin di Amazon dan yang baru belajar membaca setelah remaja. Dia tampaknya siap untuk menjadi presiden kulit hitam pertama di Brazil.
Popularitas Silva melonjak setelah dia menggantikan calon presiden Partai Sosialis Eduardo Campos yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada bulan Agustus. Namun, survei menunjukkan posisinya turun di bawah Neves untuk pertama kalinya, dan tampaknya memulai pemungutan suara hari Minggu di urutan ketiga.
Pemungutan suara adalah wajib di Brazil, dengan semua orang antara usia 18 dan 70 wajib memilih.
Rakyat Brazil pergi ke tempat-tempat pemungutan suara hari Minggu (5/10) untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden yang diduga akan berujung pada kampanye dan pemilihan putaran kedua.