Seruan dari Presiden Brazil agar kekisruhan dan protes dihentikan tidak berhasil menghentikan gelombang unjuk rasa di negara Amerika Selatan itu.
Presiden Brazil Dilma Rousseff gagal meyakinkan para pemrotes untuk tenang dan tidak melakukan demonstrasi, dengan turunnya mereka ke jalan lagi pada Sabtu (22/6).
Ribuan demonstran meneriakkan slogan-slogan dan membawa poster di kota Belo Horizonte. Unjuk rasa dengan skala lebih kecil juga muncul di beberapa kota lainnya. Di pantai Copacabana, Rio de Janeiro, pemrotes menempatkan ratusan bola di pasir.
Protes-protes ini mengecam pengeluaran negara yang mencapai miliaran dolar untuk menjadi tuan rumah Piala Konfederasi tahun ini, Piala Dunia 2014 dan juga Olimpiade musim panas 2016.
Demonstrasi Sabtu tetap terjadi meskipun ada seruan Presiden Rousef pada Jumat sore agar kekisruhan dihentikan. Dalam sebuah pidato di televisi, ia mengatakan demonstrasi damai membuat demokrasi kuat, tetapi ia bertekad tidak akan mentolerir kekerasan terkait protes.
Sebelumnya, pada Jumat, ia menyelenggarakan pertemuan Kabinet untuk membahas protes. Pertemuan darurat ini terjadi sehari setelah paling sedikit satu juta demonstran di puluhan kota Brazil, termasuk Rio de Janeiro, turun ke jalan. Di Rio, polisi menembakkan gas air mata ke tengah kerumunan pengunjuk rasa.
Gelombang protes ini tadinya dipicu oleh kenaikan harga tiket bis dan kereta bawah tanah, tetapi kemudian menjalar pada apa yang demonstran katakan ketidakpedulian pemerintah pada layanan publik, pajak tinggi dan korupsi yang merajalela.
Ribuan demonstran meneriakkan slogan-slogan dan membawa poster di kota Belo Horizonte. Unjuk rasa dengan skala lebih kecil juga muncul di beberapa kota lainnya. Di pantai Copacabana, Rio de Janeiro, pemrotes menempatkan ratusan bola di pasir.
Protes-protes ini mengecam pengeluaran negara yang mencapai miliaran dolar untuk menjadi tuan rumah Piala Konfederasi tahun ini, Piala Dunia 2014 dan juga Olimpiade musim panas 2016.
Demonstrasi Sabtu tetap terjadi meskipun ada seruan Presiden Rousef pada Jumat sore agar kekisruhan dihentikan. Dalam sebuah pidato di televisi, ia mengatakan demonstrasi damai membuat demokrasi kuat, tetapi ia bertekad tidak akan mentolerir kekerasan terkait protes.
Sebelumnya, pada Jumat, ia menyelenggarakan pertemuan Kabinet untuk membahas protes. Pertemuan darurat ini terjadi sehari setelah paling sedikit satu juta demonstran di puluhan kota Brazil, termasuk Rio de Janeiro, turun ke jalan. Di Rio, polisi menembakkan gas air mata ke tengah kerumunan pengunjuk rasa.
Gelombang protes ini tadinya dipicu oleh kenaikan harga tiket bis dan kereta bawah tanah, tetapi kemudian menjalar pada apa yang demonstran katakan ketidakpedulian pemerintah pada layanan publik, pajak tinggi dan korupsi yang merajalela.