Presiden Brazil: Masyarakat Adat Yanomami Hadapi Situasi ‘Tidak Manusiawi’

  • Associated Press

Seorang suku Yanomami berdiri di dekat tambang emas ilegal selama operasi badan lingkungan Brasil melawan penambangan emas ilegal di tanah adat, di jantung hutan hujan Amazon, di negara bagian Roraima, Brasil, 17 April 2016 (Foto: Reuters)

Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva menggambarkan situasi masyarakat adat Yanomami di Amazon “tidak manusiawi” pada Sabtu (21/1), sehari setelah pemerintahannya mengumumkan status darurat kesehatan masyarakat untuk komunitas adat tersebut. Komunitas Yanomami menderita malnutrisi dan berbagai penyakit, seperti malaria, akibat penambangan liar.

“Kami akan menangani dengan sangat serius tugas untuk menghentikan penambangan emas ilegal. Dan bahkan jika itu dilakukan di lahan resmi untuk penelitian, mereka dapat meneliti tanpa merusak air, hutan dan mempertaruhkan nyawa orang-orang yang bergantung pada sumber air itu untuk bertahan hidup,” kata Da Silva di ibu kota negara bagian Roraima, Boa Vista.

Banyak masyarakat Yanomami yang sakit dirawat di rumah-rumah sakit khusus di Boa Vista.

Surat keputusan yang ditandatangani Menteri Kesehatan Nisia Trindade pada Jumat (20/1) malam itu tidak memiliki tanggal kedaluwarsa dan memungkinkan pemerintah untuk merekrut personel tambahan.

Suku Indian Yanomami di luar pondok hutan Amazon mereka di negara bagian utara Roraima pada 16 Maret 1998.(Foto: Reuters)

Keputusan itu menentukan bahwa tim yang bertanggung jawab harus menerbitkan laporan mengenai kondisi kesehatan dan kesejahteraan secara umum komunitas adat tersebut.

Da Silva juga membentuk sebuah komite lintas kementerian yang akan dikoordinasikan oleh kepala stafnya, selama 90 hari pertama.

Yanomami adalah komunitas adat terbesar di Brazil, dengan populasi sekitar 30.000 jiwa yang tinggal di sebuah kawasan seluas lebih dari sembilan juta hektar, di utara wilayah hutan hujan Amazon, dekat perbatasan Venezuela.

Dalam beberapa tahun terakhir, para ahli telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan dan sanitasi yang mulai terjadi.

Masyarakat adat dari kelompok etnis Yanomami terlihat di Kotamadya Alto Alegre. (Foto: Reuters)

Laporan berjudul “Yanomami Under Attack,” yang ditulis oleh lembaga nirlaba Socio-Environmental Institute, menunjukkan bahwa pada 2021 sebanyak 50 persen kasus malaria di Brazil terjadi di wilayah tersebut. Laporan itu juga menyatakan bahwa 3.000 anak mengalami kekurangan gizi.

Penambangan ilegal merupakan akar permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adat Yanomami.

Para aktivis menuduh para penambang yang berada di balik ancaman pembunuhan, melakukan kekerasan seksual, serta penyalahgunaan alkohol dan narkoba, khususnya terhadap anak-anak dari komunitas adat.

Laporan itu juga menunjukkan bahwa lebih dari 40 landasan terbang ilegal yang dibangun oleh para penambang berada di wilayah tersebut. Para penambang ilegal juga dituduh telah mengambil alih beberapa pusat kesehatan pemerintah yang dibangun di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Penambangan Ilegal Meningkat di Tanah Adat Brazil

Awal pekan ini, Kementerian Kesehatan Brazil telah menunjuk tim untuk misi kesehatan khusus di wilayah Yanomami.

Menurut laporan tersebut, selama empat tahun masa pemerintahan mantan presiden Jair Bolsonaro, tingkat kematian anak-anak usia balita melonjak 29 persen dibandingkan masa pemerintahan sebelumnya.

Laporan yang sama juga menunjukkan bahwa 570 anak-anak Yanomami meninggal antara 2019-2022 akibat penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan. [rd/ft]