Dengan jumlah kasus baru dan kematian terkait COVID-19 yang melonjak dan rumah sakit-rumah sakit mendekati kapasitas maksimum di Brazil, Presiden Jair Bolsonaro hari Kamis (4/3) meminta rakyat untuk “berhenti merengek” soal pandemi.
Berbicara dalam acara pembukaan jalur kereta baru di Sao Simao, di negara bagian Goias, pemimpin yang skeptis mengenai COVID-19 yang mengecam langkah-langkah lockdown itu mengatakan, kematian patut disesalkan, tetapi mempertanyakan berapa lama orang-orang akan “tinggal di rumah dan menutup semuanya,” seraya mengatakan tak seorang pun yang tahan lagi mengenai itu.
Gubernur negara bagian terbesar di Brazil, Sao Paulo, Joao Doria menanggapi dengan marah pernyataan tersebut, dengan mengatakan kepada BBC bahwa Bolsonaro adalah “orang gila” yang, menurutnya, menyerang “gubernur-gubernur dan wali kota-wali kota Brazil yang ingin membeli vaksin dan membantu negara untuk mengakhiri pandemi ini.”
Lebih dari 260 ribu orang telah meninggal karena COVID-19 di Brazil, terbanyak kedua setelah AS.
BACA JUGA: Antibodi Vaksin Sinovac Mungkin Tidak Cukup Merespons Varian COVID-19 BrazilPresiden Bolsonaro secara konsisten telah menyatakan tentangan terhadap langkah-langkah karantina yang diberlakukan para gubernur, dengan menyatakan kerusakan tambahan akibat langkah tersebut terhadap ekonomi akan lebih buruk daripada dampak virus itu sendiri.
Tetapi para pejabat kesehatan Brazil menyatakan negara itu sedang menghadapi fase terburuknya dalam epidemi ini namun mendorong sistem rumah sakit nya ke ambang keruntuhan.
Terlepas dari pernyataan presiden, berbagai restriksi baru telah diterapkan di ibu kota, Brazilia, dan kota terbesarnya, Sao Paulo. Tujuan wisata utama Rio de Janeiro Kamis mengumumkan jam malam berlaku di kota itu dan restoran-restoran ditutup lebih cepat. [uh/ab]