Presiden Burma mengatakan bahwa korupsi, penyuapan dan ketidakefisienan yang marak telah menghalangi proses reformasi di negara tersebut.
RANGOON —
Dalam sebuah indikasi lain perubahan yang menyapu Burma, Presiden Thein Sein menegur para menteri kabinet, pemimpin daerah dan birokrat senior lainnya dalam pidato yang ditayangkan langsung oleh televisi dan radio ke seluruh negeri pada Rabu (26/12).
Hal tersebut memperlihatkan perbedaan yang tajam dengan kepemimpinan rezim militer yang lalu yang penuh rahasia dan tidak pernah mengakui kekurangan mereka.
Sejak menjabat tahun lalu, Thein Sein telah membawa gelombang kebebasan dan reformasi demokratis baru yang telah membuka negara tersebut ke dunia luar setelah dikuasai militer selama setengah abad.
Dalam pertemuan Rabu, ia mengatakan bahwa gelombang perubahan pertama pemerintahannya terfokus pada reformasi politik dan rekonsiliasi nasional, sementara gelombang kedua bertujuan membantu ekonomi negara. Fase ketiga akan menyasar korupsi, ujarnya.
“Tata kelola yang baik masih sangat lemah di Burma dan masih jauh dari norma internasional,” ujar Thein Sein.
“Saya ingin menekankan bahwa penyuapan dan korupsi harus dicegah secara efektif untuk melaksanakan tata kelola yang baik.”
Thein Sein, 67, sudah sering berbicara mengenai kebutuhan menghilangkan korupsi, dan ia terus mengatakan pada pejabat pemerintah “untuk mencapai tata kelola yang baik dan pemerintahan yang bersih.”
“Namun kita menemukan bahwa departemen-departemen pada berbagai tingkat pemerintahan telah gagal mendengar suara rakyat dan tidak transparan,” ujarnya. (AP/Aye Aye Win)
Hal tersebut memperlihatkan perbedaan yang tajam dengan kepemimpinan rezim militer yang lalu yang penuh rahasia dan tidak pernah mengakui kekurangan mereka.
Sejak menjabat tahun lalu, Thein Sein telah membawa gelombang kebebasan dan reformasi demokratis baru yang telah membuka negara tersebut ke dunia luar setelah dikuasai militer selama setengah abad.
Dalam pertemuan Rabu, ia mengatakan bahwa gelombang perubahan pertama pemerintahannya terfokus pada reformasi politik dan rekonsiliasi nasional, sementara gelombang kedua bertujuan membantu ekonomi negara. Fase ketiga akan menyasar korupsi, ujarnya.
“Tata kelola yang baik masih sangat lemah di Burma dan masih jauh dari norma internasional,” ujar Thein Sein.
“Saya ingin menekankan bahwa penyuapan dan korupsi harus dicegah secara efektif untuk melaksanakan tata kelola yang baik.”
Thein Sein, 67, sudah sering berbicara mengenai kebutuhan menghilangkan korupsi, dan ia terus mengatakan pada pejabat pemerintah “untuk mencapai tata kelola yang baik dan pemerintahan yang bersih.”
“Namun kita menemukan bahwa departemen-departemen pada berbagai tingkat pemerintahan telah gagal mendengar suara rakyat dan tidak transparan,” ujarnya. (AP/Aye Aye Win)