Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Minggu (1/12) bahwa setiap negosiasi gencatan senjata dengan Rusia di masa mendatang, perlu melibatkan perwakilan dari UE dan NATO, karena Ukraina melihat keamanan masa depannya berada di kedua aliansi tersebut.
Zelenskyy berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Dewan Eropa yang baru, Antonio Costa, yang kunjungannya dilakukan saat keraguan semakin dalam atas apa yang dapat diharapkan Kyiv dari pemerintahan baru AS yang dipimpin oleh Donald Trump.
Berbicara dalam konferensi pers usai pertemuan, Zelenskyy mengatakan, “Hari ini, dalam berbagai bentuknya, kami mendiskusikan visi kami untuk hubungan global dari Eropa, masalah-masalah yang ada dan harapan ke depan. Ada banyak tantangan. Kita melihat bagaimana Rusia berusaha untuk menguasai Eropa, tidak hanya di Ukraina, tetapi juga di Georgia dan Moldova. Rusia memiliki metode yang berbeda untuk setiap negara, namun tujuannya sama, dan itu adalah tujuan anti-Eropa.”
Ketika ditanya apakah UE akan meningkatkan pendanaan jika Trump menarik dukungannya, Costa mengatakan blok tersebut akan mendukung Ukraina “selama diperlukan”.
BACA JUGA: Putin Ancam Kyiv dengan Rudal Hipersonik BaruCosta, yang mengunjungi Kyiv pada hari pertamanya menjabat, mengatakan hukum internasional harus berlaku terhadap Rusia.
“Kedaulatan Ukraina, integritas wilayahnya, perbatasannya sendiri harus dihormati. Memberi penghargaan kepada agresor akan menjadi ancaman bagi seluruh komunitas internasional. Dan kita harus jelas bahwa penggunaan ancaman nuklir tidak dapat diterima,” kata Costa.
Pada Jumat, Zelenskyy mengatakan bahwa tawaran keanggotaan NATO bagi wilayah yang berada di bawah kendali Kyiv akan mengakhiri “tahap sengit dari perang”.
Namun, dia menegaskan kembali pada Minggu, bahwa tawaran keanggotaan apa pun harus diberikan kepada Ukraina secara keseluruhan
“Kalau tidak semua wilayah Ukraina diundang ke NATO, ini seperti pengakuan otomatis bahwa semua wilayah yang tidak dilibatkan itu tidak dalam bahaya tapi juga bukan wilayah Ukraina. Oleh karena itu, Ukraina tidak akan pernah menerima ini,” katanya. [ns/ab]