Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. akan menyampaikan pidato kenegaraan, Senin (24/7). Pidatonya kali ini menandai setahun pertama ia menjabat, yang diwarnai dua langkah besar -- mengizinkan kehadiran militer AS yang diperluas dan menolak untuk bergabung kembali dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Lebih dari 20.000 polisi, didukung oleh pasukan keamanan dan militer lainnya, dikerahkan untuk menjaga ketertiban di tengah protes dan mengamankan gedung Dewan Perwakilan Rakyat, tempat Marcos akan menyampaikan pidatonya di hadapan sidang gabungan Kongres.
Marcos, 65, naik ke tampuk kekuasaan pada Juni tahun lalu melalui kemenangan telak yang menunjukkan salah satu kebangkitan politik paling dramatis dalam sejarah baru-baru ini. Ayahnya digulingkan dalam pemberontakan prodemokrasi tahun 1986 setelah dituduh melakukan pelanggaran HAM yang luas dan korupsi.
Marcos mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa pidatonya akan menjadi "laporan kinerja bagi warga Filipina untuk melihat apakah itu hanya sekadar kata-kata."
"Itulah yang ingin saya jelaskan kepada orang-orang. Kami telah membuat kemajuan signifikan. Kita dapat melihat perbedaannya sekarang, tidak hanya dalam hal bagaimana sistem bekerja, tapi juga bagaimana pemerintah bekerja. Juga bagaimana kita sekarang dilihat atau dinilai di komunitas internasional," kata Marcos.
Sekitar 6.000 anggota kelompok sayap kiri, buruh, dan HAM melakukan protes menjelang pidatonya di Kongres dengan tuntutan yang beragam, termasuk kenaikan upah, perlindungan bagi aktivis politik dan jurnalis, dan penghapusan larangan penggunaan alat transportasi umum tradisional jeepney. Sekelompok pengemudi memulai pemogokan tiga hari pada hari Senin untuk memprotes penghapusan jeepney, tetapi tidak ada kelumpuhan transportasi besar yang dilaporkan pada tengah hari, kata polisi.
Marcos setuju meliburkan sekolah dan kantor pemerintah di metropolitan Manila pada hari Senin karena adanya aksi pemogokan transportasi dan topan yang mendekat.
Sejak menjadi presiden, Marcos telah melakukan belasan perjalanan ke luar negeri, termasuk ke Amerika Serikat dan China, untuk mencari investasi dan meningkatkan perdagangan. Ia dijadwalkan berangkat ke Malaysia pada hari Selasa untuk kunjungan tiga hari.
BACA JUGA: AS, Filipina Keluarkan Pedoman Baru Pertahanan Laut China SelatanPemerintah mengatakan perjalanan ke luar negeri sangat penting untuk menghidupkan reformasi dan inisiatif ekonomi, termasuk RUU yang ditandatangani Marcos menjadi undang-undang pekan lalu untuk menciptakan Sovereign Wealth Fund -- dana investasi khusus yang dibuat atau dimiliki oleh pemerintah untuk memegang atau menguasai aset-aset asing dalam jangka panjang
Namun para pengecamnya mengatakan perjalanan tersebut, termasuk yang membawanya ke Singapura untuk menonton balapan Formula Satu pada bulan Oktober, mencerminkan prioritas keliru presiden mengingat banyaknya masalah di dalam negeri, termasuk melambungnya harga pangan pada awal masa kepresidenannya. [ab/uh]