Presiden Filipina mengatakan ia tidak akan dapat diintimidasi dengan usaha pemakzulan dan ancaman gugatan hukum internasional atas penindakan anti-narkobanya dan menambahkan bahwa ia lebih menghedaki penjahat mati biarpun dalam jumlah "ribuan atau milyaran" kalau mereka mengancam penegak hukum daripada melihat petugas tewas.
Presiden Rodrigo Duterte mengatakan hari Minggu (19/3) ia hanya akan menghentikan penindakan, yang telah menewaskan ribuan tersangka narkoba, kalau pedagang narkoba menghentikan perdagangan mereka. Ia memperingatkan lagi bahwa ia telah memerintahkan polisi menembak penjahat yang mengancam nyawa penegak hukum.
Duterte mengatakan: "Patuhi hukum, kita semua tidak akan apa-apa. Serahkan sabu, tidak ada yang akan tewas besok tetapi saya tidak akan dapat diintimidasi dan saya tidak akan dapat dihentikan oleh hanya karena apa? Mahkamah Kejahatan Internasional? Pemakzulan?"
Presiden Duterte menyambut kemungkinan Mahkamah Pidana Internasional mengadilinya terkait perang yang ia lakukan terhadap narkoba, dan menegaskan ia tidak akan terintimidasi dan perang narkobanya akan terus berlangsung dan "brutal."
Seorang yang mengaku pembunuh dan bersaksi sebagai anggota "pasukan pembunuh" di bawah arahan Duterte dijadwalkan mengajukan tuntutan ke Mahkamah Pidana Internasional bulan ini atau bulan April, menuduh Duterte melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, menurut pengacaranya.
Duterte mengatakan ia berada di jalur yang benar dan tidak melanggar hak asasi manusia, dan tidak pernah menginstruksikan polisi menembak mereka yang tidak menolak ditangkap. Lebih dari 8.000 orang tewas sejak perang melawan narkoba diluncurkan, sepertiganya tewas akibat aksi bela diri polisi selama razia. [gp/dw]