Presiden Filipina Ferdinand Marcos pada Senin (2/12) menyatakan bahwa keberadaan kapal selam serang Rusia di perairan sengketa di Laut China Selatan adalah hal yang "sangat mengkhawatirkan." Kapal milik Rusia itu diketahui berada di dekat wilayah perairan Filipina.
Militer Filipina melaporkan bahwa kapal selam UFA 490 terdeteksi 148 kilometer di barat Tanjung Calavite pada Kamis pekan lalu.
"Setiap pelanggaran di Laut Filipina Barat, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kami, maupun garis dasar kami merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan," ujar Marcos kepada wartawan.
Manila mengerahkan sebuah pesawat dan kapal perang untuk mendekati kapal selam tersebut. Menurut pernyataan Angkatan Laut Filipina pada Senin (2/12), awak kapal selam itu menyampaikan bahwa mereka sedang menunggu cuaca kondusif sebelum melanjutkan perjalanan menuju Vladivostok, Rusia.
BACA JUGA: Rusia dan China Dituding Halangi Pernyataan Pimpinan ASEAN soal Laut China SelatanRoy Vincent Trinidad, juru bicara Angkatan Laut Filipina di Laut China Selatan, mengatakan insiden itu "tidak mengkhawatirkan".
"Namun, kami terkejut karena kapal selam ini sangat unik," ujarnya kepada AFP.
Kapal selam sepanjang 74 meter tersebut dilengkapi dengan sistem rudal yang memiliki jangkauan hingga 12.000 kilometer, menurut laporan kantor berita Rusia, TASS.
Kapal selam itu terakhir terlihat di perairan Filipina pada Minggu (1/12), kata Trinidad.
Kedutaan Besar Rusia di Manila dan Kementerian Luar Negeri Filipina belum memberikan tanggapan atas insiden itu. [ah/rs]