Presiden Filipina Nyatakan Marawi Bebas dari Pengaruh Teroris

Presiden Rodrigo Duterte bersorak saat mengumumkan pembebasan kota Marawi setelah pertempuran hampir lima bulan untuk mengusir para pejuang Negara Islam dari kota tersebut, di Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyatakan kota Marawi “dibebaskan dari pengaruh teroris” setelah pertempuran lima bulan untuk merebut kembali kota itu dari militan ISIS.

Pernyataan Duterte di hadapan sekelompok pasukan yang basah kuyup oleh hujan hari Selasa (17/10) dikeluarkan sehari setelah dua pemimpin utama militan, Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute, tewas dalam operasi militer.

Hapilon, yang telah menyatakan kesetiaan kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, adalah salah seorang teroris yang paling dicari dalam daftar Amerika Serikat, yang menawarkan hadiah $5 juta untuk penangkapannya.

Walaupun Presiden Filipina menyatakan kemenangan, para pejabat militer mengatakan satu kantong kecil 20 hingga 30 militan masih menyandera kira-kira 20 orang di Marawi, sebuah kota berpenduduk 200 ribu orang yang terletak di pulau Mindanao, Filipina selatan.

Lebih dari 1.000 orang telah tewas sejak tanggal 23 Mei, ketika pasukan keamanan Filipina melancarkan misi untuk menangkap Hapilon. Penggrebekan gagal setelah sejumlah besar militan menyerbu kota itu dan mengamuk dengan melakukan pembakaran rumah-rumah, sebuah universitas dan gereja-gereja Katholik dan menyandera banyak orang. Sebagian Marawi telah diratakan oleh serangan udara yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan militan.

Para pejabat militer mengatakan mereka juga sedang mencari Mahmud Ahmad, rekan dekat Hapilon yang menurut pakar kemungkinan telah mengambil-alih tugas Hapilon sebagai pemimpin ISIS di daerah itu.

Daerah Mindanao, Filipina selatan, yang sangat kaya sumber daya alam tetapi miskin itu, telah lama sebagai daerah kegiatan kelompok-kelompok Abu Sayyaf dan fundamentalis lain. [gp]