Satu hari setelah Presiden AS Donald Trump menyebut Iran salah satu ancaman terbesar di dunia, Rabu ini (25/9) giliran Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan pidatonya pada sidang Majelis Umum PBB.
Para pemimpin lain, seperti Presiden Perancis Emmanuel Macron dan kanselir Jerman Angela Merkel, telah mendesak agar Trump dan Rouhani bertemu di sela-sela pertemuan tahunan itu dengan harapan bisa mengatasi ketegangan hubungan AS-Iran akhir-akhir ini. Namun, sejauh ini, usaha itu tidak berhasil.
"Mereka di sini. Kita di sini, tapi kita belum sepakat untuk bertemu,” kata Trump, Selasa (24/9). Rouhani telah mengisyaratan kesediaannya untuk berbicara hanya jika Trump sepakat mencabut sanksi-sanksi ekonomi terhadap negaranya.
AS memberlakukan sanksi-sanksi yang menarget industri minyak Iran setelah sebelumnya sempat mencabut sanksi-sanksi itu sesuai perjanjian tahun 2015 yang membatasi program nuklir Iran.
BACA JUGA: Trump Kecam Globalisme, Kembali Tekan IranBulan ini, para pejabat AS menuding Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas-fasilitas minyak Saudi, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.
Yang juga akan menyampaikan pidatonya Rabu ini adalah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Zelensky menjadi sorotan setelah pembicaraan teleponnya dengan Trump Juli lalu menjadi fokus perdebatan di Kongres dan mendorong DPR ASmembuka penyelidikan pemakzulan Trump.
Trump diduga mendesak Zelenskiy menyelidiki Hunter Biden,putra kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, terkait pekerjaannya di sebuah perusahaan gas Ukraina. [ab/uh]