Presiden Iran Sajikan “Anggaran Pertahanan dan Ketekunan”

Dalam foto yang dirilis oleh situs web resmi Kantor Kepresidenan Iran, Presiden Hassan Rouhani berbicara dalam sebuah pertemuan di Teheran, Iran, 4 Desember 2019. (Foto: AP)

Presiden Iran Hassan Rouhani, Minggu (8/12), mengajukan apa yang disebutnya sebagai “anggaran untuk menolak sanksi” kepada parlemen. Ia juga menyarankan kemungkinan pinjaman bernilai miliaran dolar dari Rusia, yang akan menjadi sumber pemasukan utama.

Rancangan anggaran –yang dalam tahun Persia dimulai pada Maret 2020– disampaikan di tengah meningkatnya tekanan akibat sanksi-sanksi Amerika. Sementara Iran masih belum pulih benar pasca kerusuhan dan penangkapan demonstran bulan lalu yang menelan korban jiwa akibat penjatahan bahan bakar dan pengurangan subsidi.

Rouhani mengatakan anggaran yang diusulkannya mencerminkan “ketegangan yang paling tidak mungkin pada BBM.”

BACA JUGA: Negara Berpengaruh Dunia Bertemu di Wina untuk Selamatkan Perjanjian Nuklir Iran

“Tahun depan, senada dengan tahun ini, anggaran kita merupakan anggaran perlawanan dan ketekunan menghadapi sanksi-sanksi,” ujarnya kepada anggota parlemen dalam pidato yang disiarkan melalui stasiun radio, demikian menurut kantor berita Perancis AFP. “Anggaran ini mengumumkan kepada dunia bahwa meskipun ada sanksi, kita akan tetap mampu mengelola negara, terutama dalam hal minyak.”

Nilai mata uang dan perekonomian Iran telah terpukul akibat sanksi-sanksi Amerika dan tindakan hukuman lain yang diberlakukan sejak Presiden Donald Trump menarik Amerika dari perjanjian nuklir tahun 2015 yang disepakati bersama lima negara lain. Meskipun penandatangan lainnya berupaya keras menyelamatkan perjanjian tersebut.

Anggaran yang diusulkan Rouhani dilaporkan berjumlah sekitar AS$ 40 miliar, atau naik sekitar 20% dari anggaran tahun ini.

BACA JUGA: PM Israel Serukan Peningkatan Tindakan terhadap Iran

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Iran akan menyusut hampir 10 persen tahun ini. Ekonomi negara tersebut dibebani oleh hubungan yang tidak jelas dengan kelompok agama dan militer, dan sangat bergantung pada perdagangannya dengan Tiongkok, Uni Emirat Arab dan Uni Eropa.

Inflasi di Iran dikatakan mencapai sekitar 40 persen.

Awalnya tidak jelas bagaimana Rouhani membayar elemen-elemen dalam rancangan anggarannya, seperti janji untuk menaikkan gaji pekerja di sektor publik hingga 15 persen. Namun ia merujuk pinjaman bernilai lima miliar dolar dari Rusia, yang dilaporkan berada dalam tahan negosiasi.

BACA JUGA: Trump Mengatakan Dunia ‘Harus Saksikan’ Kekerasan di Iran

Rusia bulan lalu mengatakan Iran telah meminta tambahan pinjaman bernilai dua miliar dolar untuk proyek-proyek energi dan infrastruktur. Ini berarti peningkatan dari “lima miliar dolar yang dijanjikan pada tahun 2015.”

Rusia telah berulangkali menyalahkan apa yang dinilainya sebagai strategi Amerika yang tidak adil, karena Amerika mengabaikan perjanjian nuklir untuk memulihkan masalah ekonomi Iran. [em/ii]