Dalam jumpa pers mingguan di kantornya, Rabu (19/6), juru bicara Kementerian Luar negeri Arrmanatha Nasir mengungkapkan KTT ASEAN ke-34 tersebut akan mengambil tema "Memajukan Kemitraan Untuk Keberlanjutan."
Tema ini diangkat dengan tujuan meningkatkan sinergi antara Visi Masyarakat ASEAN 2025 dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Arrmanatha menambahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT ASEAN di Thailand tersebut. Menteri Retno juga akan menghadiri pertemuan para menteri luar negeri ASEAN yang dilaksanakan pada 21 Juni.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo akan mengadakan pertemuan bilateral di sela KTT ASEAN, sejauh ini dijadwalkan dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-Cha dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
BACA JUGA: Polusi Asap Bayangi Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN di ThailandArrmanatha belum bisa memastikan apakah kepulangan jihadis dari Suriah juga akan dibahas dalam KTT ASEAN ke-34 tersebut.
"Seperti biasa, kalau sudah pertemuan pada tingkat kepala negara, apa pun yang sudah kita rencanakan dalam konteks agenda. Tapi kepala negara itu bisa mengangkat isu apa pun yang mereka merasa penting untuk diangkat," kata Arrmanatha.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Jose Tavares menjelaskan akan diselenggarakan serangkaian kegiatan dalam KTT ASEAN ke-34 itu, antara lain pertemuan para pemimpin negara anggota ASEAN dengan perwakilan dari Majelis Antarparlemen ASEAN, pertemuan para pemimpin negara anggota ASEAN dengan perwakilan dari Dewan Penasihat Bisnis ASEAN, sesi pleno, dan retreat.
Selain itu, akan ada pertemuan tingkat tinggi antara kepala negara/pemerintahan Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina, serta akan digelar KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Road Triangle.
Your browser doesn’t support HTML5
Rangkaian pertemuan dalam KTT ke-34 ASEAN tersebut, menurut Jose, akan menghasilkan sekitar 16 dokumen, empat di antaranya adalah dokumen hasil utama.
"Antara lain Pernyataan Visi Pemimpin ASEAN tentang Kemitraan untuk Mencapai Keberlanjutan, Pandangan Bersama ASEAN mengenai Indo-Pasifik, Deklarasi Bangkok soal Memerangi Limbah Laut di Kawasan ASEAN, dan Pernyataan Pemimpin ASEAN tentang Tahun Budaya ASEAN," ujar Jose.
Mengenai rencana menjadikan Timor Leste sebagai anggota ASEAN, Jose mengatakan sudah dilakukan sebuah studi independen terhadap kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan di negara tersebut. Studi itu memberikan rekomendasi positif supaya bekas provinsi ke-27 Indonesia ini bisa menjadi anggota ASEAN.
BACA JUGA: Indonesia Akan Sampaikan Hasil HLD-IPC ke ASEAN"Pada tahap ini, sedang ada proses untuk mengirimkan satu tim ke Timor Leste untuk melihat dari dekat kesiapan Timor Leste apabila pada saatnya isu ini (menjadikan Timor Leste sebagai anggota ASEAN) dibahas pada tingkat kepala negara untuk persetujuan masuknya Timor Leste ke ASEAN," kata Jose.
Jose menambahkan proses untuk memasukkan Timor Leste ke dalam ASEAN sudah berlangsung sejak 2011. [fw/as]