Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam jumpa pers, Kamis (21/7), mengumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi China pada 26 Juli; Jepang pada 27 Juli; dan Korea Selatan pada 28 Juli..
"Ketiga negara tersebut merupaan mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi dan tiga negara tersebut juga mitra strategis Indonesia dan ASEAN pada saat kita berbicara mengenai masalah kawasan. Fokus kunjungan adalah membahas penguatan kerja sama ekonomi, khususnya di bidang perdagangan dan investasi," kata Retno.
Di China, kata Retno, Jokowi direncanakan bertemu Perdana Menteri Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping. Jokowi termasuk salah satu pemimpin asing pertama yang diterima Jinping selama masa pandemi COVID-19 di luar ajang Olimpiade musim dingin di China pada awal tahun ini.
Menurut Retno, China merupakan mitra dagang Indonesia terbesar dengan total nilai perdagangan antara kedua negara mencapai $110 miliar pada tahun lalu. Sedangkan di sektor investasi, katanya, China adalah investor terbesar ketiga di Indonesia yang nilai investasinya senilai sekitar $3,2 miliar pada 2021.
Menurut Retno, dari Ibu Kota Beijing, China, Jokowi akan melanjutkan kunjungannya ke Ibu Kota Jepang, Tokyo, dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Fumio Kishida dan kalangan bisnis.
Retno menekankan, Jepang merupakan mitra ekonomi terbesar Indonesia. Nilai perdagangan bilateral kedua negara pada tahun lalu mencapai $32 miliar dan nilai investasi Jepang di Indonesia pada 2021 mencapai $2,26 miliar.
Retno menegaskan pemerintah Indonesia mengapresiasi dukungan dari semua negara anggota G20, termasuk China, Jepang dan Korea Selatan terhadap posisi Indonesia sebagai Ketua G20 pada tahun ini.
BACA JUGA: Soroti Perang Rusia-Ukraina, Jokowi-Kishida Sepakat Ciptakan Situasi KondusifMenurutnya sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk terus berkontribusi dalam upaya menjadikan Asia Tenggara dan Indo Pasifik sebagai kawasan damai, stabil, dan makmur.
Di tengah situasi dunia yang dipenuhi persaingan yang tidak sehat dan semakin lunturnya nilai multilateralisme, lanjut Retno, Indonesia justru akan lebih giat menjalin kerjasama dan menyebarkan semangat solidaritas dan perdamaian.
Retno mengatakan ketiga negara yang akan dikunjungi Jokowi itu merupakan mitra penting ASEAN, di mana Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN tahun depan.
BACA JUGA: Indonesia dan Korea Selatan Bekerja Sama Kembangkan Vaksin COVID-19Pengamat Hubungan Internasional dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nanto Sriyanto menjelaskan selain untuk penguatan relasi dengan China, Jepang dan Korea Selatan, lawatan Jokowi ke tiga negara itu untuk menyukseskan pelaksanaan konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali November mendatang.
Dia menambahkan dalam kunjungan ke Jepang, Jokowi diperkirakan akan berfokus pada kerja sama menghadapi COVID-19 dan kerja sama bilteral lainnya. Lawatan Jokowi ke Jepang merupakan bagian dari kunjungan balasan. Kunjungan ke Korea selatan, menurut Nanto, dilakukan Jokowi untuk mengetahui visi negara ginseng itu di bawah kepemimpinan presiden yang baru.
Your browser doesn’t support HTML5
"Tiga negara ini kan salah satu mitra penting ASEAN. ASEAN+3 dan Inisiatif Chiang Mai dimulai dengan kerja sama ASEAN dengan negara-negara Asia Timur. Artinya, ketiga negara ini cukup penting untuk mendukung dinamika ASEAN dan kohesivitas ASEAN. Terkait Indonesia di G20, ketiga negara ini adalah anggota G20 semuanya. Itu yang saya rasa salah satu nilai strategisnya untuk agenda multilateralnya," ujar Nanto.
Menurut Nanto, China, Jepang dan Korea Selatan bisa berkontribusi positif dalam memelihara stabilatas dan keamanan di Asia Tenggara. Ketiga negara ini, katanya, dapat pula berkontribusi positif terhadap posisi Indonesia sebagai ketua G20. Nanto berharap kunjungan Jokowi bisa membantu memelihara dukungan ketiga negara bagi keberlangsungan hubungan bilateral mereka dengan Indonesia. [fw/ab]