Presiden Jokowi Minta Pesantren Ikut Cegah Gerakan Radikal

Presiden Joko Widodo (kanan) saat mengunjungi Pondok Pesantren di Solo, Sabtu siang, 4 April 2015 (Foto: VOA/Yudha)

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan dan pertemuan tertutup di sejumlah pondok pesantren di Solo. Pesantren diminta bersama pemerintah mencegah penyebaran ajaran radikal.

Presiden Joko Widodo bersama rombongan pasukan pengamanan mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Solo, Sabtu siang (4/4). Kedatangan Presiden disambut ratusan santri yang sudah menunggu di lokasi pondok pesantren (ponpes) Al-Qur'aniyy Az-Zayadiyy. Presiden menggelar pertemuan tertutup dengan pengelola pondok pesantren tersebut. Puluhan jurnalis menunggu selesainya pertemuan ini.

Sekitar setengah jam, Presiden Jokowi didampingi pengelola pondok pesantren berjalan menuju mobil kepresidenan. Presiden Jokowi enggan memperinci kedatangannya ke pondok pesantren. Presiden Jokowi hanya menyebut sejumlah pesantren di Solo yang akan dikunjunginya hari ini.

“Ya..ini di ponpes Al Quranniyy..ini mau lanjut ke Ponpes Al Muayyad...,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, juru bicara pondok pesantren Al Qur’anniyy, Abdul Karim, mengatakan Presiden Jokowi berpesan agar pesantren menyebarkan keberagaman dan keutuhan dalam NKRI dan mencegah ajaran radikal yang mengatasnamakan agama.

Menurut Abdul Karim, Presiden Jokowi tidak menyebut secara khusus ajaran radikal yang dimaksud adalah ISIS.

“Ya tadi ngobrol, kangen-kangenan. Presiden Jokowi titip Solo supaya tetap aman, jangan ada radikalisme. Berpesan agar NKRI tetap utuh. Itu pesan Presiden di hadapan para santri, anak-anak di pondok ini. Menjaga kota Solo jangan sapai ada radikalisme, karena menurut Presiden, Solo pernah dan sering terjadi aksi terorisme," kata Abdul Karim.

"Teroris dari Solo, dan sebagainya, kalau ada ya diperkecil. Kalau tidak ada teroris ya dipertahankan. Jangan sampai kita di pondok pesantren ini terpengaruh ajaran radikal mereka, atau katut, istilah bahasa jawanya. Presiden mengatakan radikalisme itu membahayakan NKRI. Presiden tidak menyebut langsung yang dimaksud radikal itu kelompok ISIS,” lanjutnya.

Usai berkunjung ke ponpes Al Qur’anniyy, Presiden Jokowi dan rombongan menuju ponpes Al Muayyad Solo. Pertemuan tertutup dengan pengelola dan ratusan santri juga dilakukan Presiden Jokowi.

Juru bicara Ponpes Al Muayyad Solo, Aminuddin, mengatakan Presiden Jokowi sempat berdialog dan memotivasi ratusan santri.

“Intinya, Presiden berpesan kepada anak-anak, para santri di ponpes ini. Presiden menyemangati para santri agar belajar yang rajin. Terus dialog, Presiden tanya jawab dengan santri, ternyata para santri di ponpes ini dari berbegai daerah di Indonesia dengan beragam budaya. Ada dari Flores, Papua, hingga Jawa tengah," jelas Aminuddin.

"Presiden berharap para santri ini mampu menjadi pemimpin, mulai dari bupati, pejabat, gubernur, kyai. Kemudian Presiden Jokowi berpesan agar para santri belajar sungguh-sungguh, sehingga anak-anak ponpes ini bisa memimpin negara ini dengan segala kekayaan budaya sebaik-baiknya," imbuhnya.