Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Presiden Bank Asia Infrastruktur dan Investasi (Asian Infrastructure Investment Bank- AIIB) di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (4/11).
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro kepada wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi menerima pimpinan AIIB itu menjelaskan, Presiden Jokowi berharap AIIB dapat membiayai proyek-proyek infrastruktur skala besar di Indonesia.
"Presiden AIIB menyampaikan rasa terima kasihnya karena kita melakukan host dari meeting terakhir untuk persiapan (pertemuan negara-negara anggota) AIIB. Dan Presiden Jokowi menyampaikan harapan agar proyek-proyek infrastruktur skala besar itu banyak dibiayai AIIB nantinya," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
AIIB menurut Bambang, baru akan beroperasi pada Januari mendatang. Namun AIIB sudah menyatakan kesiapannya untuk ikut membiayai proyek infrastruktur skala besar di tanah air.
"Ya, mereka siap. Yang penting kan kita nyiapin daftarnya. Tapi mereka siap. Nominal ya belum lah.. kan kita harus nyiapin. Dan mereka baru mulai operasi Januari (2016). Sekitar 100 milyar dolar Amerika ? Ya, itu kan jumlah besarnya. Yang penting mereka siap menerima proyek-proyek yang kita sampaikan," lanjutnya.
Mengenai proyek yang ditawarkan untuk dibiayai AIIB, Bambang mengatakan, Pemerintah Indonesia menawarkan, pembangunan daerah terpencil, pengelolaan energi, penyediaan pasokanlistrik,transportasi, penyediaan saluran air, pembangunan kota, jalan, dan jalur kereta api.
Sementara itu, Presiden AIIB Jin Liqun mengaku, sangat senang melihat perekonomian Indonesia ditangan Presiden Jokowi berkembang pesat, di tengah kondisi perekonomian dunia yang sedang melambat. Kepada wartawan usai bertemu Presiden Jokowi, Jin Liqun mengatakan, AIIB berkomitmen memberikan pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.
"Di bawah kepemimpinan yang kuat dari Presiden Joko Widodo, kami senang melihat perkembangan perekonomian Indonesia yang terus bergerak maju. Bank ini siap memberikan investasi pembangunan di Indonesia, di sektor manapun yang dapat kami bantu. Yang jelas kami senang Indonesia jadi salah satu negara pendonor bank ini. Dan kedepannya kita akan bekerja sama dengan erat," kata Jin Liqun.
Jin Liqun mengaku belum bisa memastikan besaran anggaran yang disiapkan AIIB untuk membiayai proyek pembangunan di Indonesia. Namun Jin memastikan AIIB sudah mendapatkan gambaran untuk melakukan pendanaan di proyek seperti di sektor energi, infrastruktur jalan dan transportasi.
Your browser doesn’t support HTML5
"Ini sesuatu yang kita akan diskusikan nanti. Tapi ada daftar proyek yang menjanjikan yang AIIB bisa danai. Kami belum siap untuk berikan informasi detail. Tapi kami janji bisa mencakup berbagai area, seperti energi, listrik, transportasi, pasokan air, urban development, jalan, jalur kereta. Kami bisa cover itu semua yang penting bagi negara anda," kata Jin Liqun.
Indonesia memastikan menjadi salah satu dari 57 negara yang mendirikan Bank Asia Infrastruktur dan Investasi (Asian Infrastructure Investment Bank- AIIB), pada Juni lalu.
AIIB merupakan Bank Pembangunan Multilateral yang dirancang untuk memberikan dukungan pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur di Asia baik kepada institusi pemerintah maupun swasta. Modal yang ditanamkan Indonesia dalam AIIB sebesar US$ 672,1 juta atau setara dengan Rp 8,7 triliun (kurs Rp 13.000) yang dibayarkan dalam lima tahun. Dari komitmen itu, Indonesia menempati urutan pemodal terbesar ke-8 di AIIB.
Inisiatif pembentukan AIIB ini, disampaikan langsung oleh Presiden China Xi Jinping, pada pertemuan pemimpin Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali pada Oktober 2013.