Presiden Kosovo Vjosa Osmani pada Kamis (5/10) menuduh Serbia berusaha mencaplok bagian utara Kosovo dalam sebuah rencana “ala Krimea.”
Saat berbicara di sela-sela forum Komunitas Politik Eropa di Granada, Spanyol, Osmani menyebut tindakan Serbia “sesuai pedoman Putin pada tahun 2014” saat mencaplok Krimea dari Ukraina.
“Bahkan hampir 25 tahun setelah perang, pola pikir yang sama masih ada di Serbia, yaitu untuk merebut wilayah pihak lain,” tambahnya.
Osmani meminta jaminan keamanan seperti sanksi dari negara-negara mitra untuk mencegah menguatnya Serbia setelah “tindakan agresi” mereka.
“Kita semua harus bekerja sama untuk membendung, mencegah dan memberi sanksi kepada Serbia agar di masa depan tidak melakukan agresi terhadap Kosovo dan negara-negara lain di Balkan Barat,” tambahnya.
BACA JUGA: Apa yang Berada di Balik Konflik Terbaru antara Serbia dan Kosovo?Ketegangan meningkat usai tindak kekerasan di Kosovo utara terjadi pada hari Minggu (1/10), yang melibatkan pria bersenjata asal Serbia dan petugas kepolisian Kosovo.
Bentrokan itu merupakan salah satu yang terburuk sejak Kosovo menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada 2008 dan mendorong NATO mengumumkan peningkatan pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di negara itu.
Serbia telah membantah tuduhan Kosovo bahwa pihaknya melatih 30 orang pria untuk menembaki polisi, menewaskan satu di antaranya, kemudian membarikade diri di sebuah biara Kristen Ortodoks di Kosovo utara.
Tiga pemberontak tewas dalam aksi baku tembak setelahnya yang berlangsung selama berjam-jam. [rd/rs]