Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkap cara Prancis berencana mengurangi emisi gas rumah kaca dan memenuhi komitmen iklimnya dalam tujuh tahun ke depan pada hari Senin (25/9).
Macron mengonfirmasi pengumuman yang ia sampaikan hari Minggu (24/9) bahwa dua pembangkit listrik tenaga batu bara terakhir di negara itu akan berhenti beroperasi dan diubah menjadi pembangkit listrik tenaga biomassa, dengan membakar kayu, tanaman dan bahan organik lainnya, mulai 2027.
“Bagi saya, ada satu tujuan mendasar, yaitu menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap,” ungkapnya.
“Itu menjadi prioritas bagi negara kami dan akan kami dorong di Eropa dan luar negeri.”
Pembangkit listrik tenaga batu bara sendiri saat ini hanya mewakili kurang dari 1% produksi listrik Prancis.
Kedua pembangkit mulanya dijadwalkan berhenti beroperasi tahun lalu, namun krisis energi yang dipicu oleh perang di Ukraina dan penutupan reaktor nuklir Prancis akibat berbagai masalah membuat Paris menunda keputusan tersebut.
BACA JUGA: Menlu Prancis: Gandum dan Energi Digunakan Sebagai Senjata PolitikPrancis mengandalkan energi nuklir untuk lebih dari 60% produksi listriknya – lebih besar dari negara mana pun.
Tantangan lainnya adalah meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di negara itu.
Ia mengatakan pemerintahnya akan mengadopsi sebuah sistem yang didukung negara pada akhir tahun ini untuk mengizinkan rumah tangga dengan penghasilan rendah untuk menyewa mobil listrik buatan Eropa seharga sekitar 100 euro (sekitar Rp1,6 juta) per bulan.
“Hanya akan ada puluhan ribu rumah tangga pada 2024, namun itu akan menjadi awal berjalannya sistem ini,” kata Macron.
“Kami ingin ini adil dan menyasar orang-orang yang tepat, dan kami ingin sistem ini memberi akses pada model (mobil) buatan Eropa.”
Awal tahun ini, Macron sudah mengumumkan terlebih dahulu serangkaian insentif untuk mendukung industri inovatif dan transisi menuju teknologi hijau.
Di antaranya kredit pajak bagi industri yang memproduksi baterai, mobil listrik, serta listrik tenaga hidrogen dan angin. Selain itu, mempercepat otorisasi proyek-proyek industri.
Macron juga menyinggung identifikasi dan pemetaan sumber daya alam langka Prancis, yang menjadi kunci bagi industri produksi baterai.
“Kami ingin peta sumber daya yang saksama, untuk litium, kobalt di wilayah kami untuk mengamankan kedaulatan kami atas sumber daya alam ini,” jelasnya. [rd/jm]