Presiden sementara Mali Dioncounda Traore hanya bersedia mengadakan pembicaraan dengan pemberontak sekuler Tuareg dan menolak pembicaraan dengan militan Islamis.
Orang-orang Tuareg pertama kali melancarkan pemberontakan di Mali utara Januari lalu untuk mengusahakan otonomi, tetapi kemudian bergabung dengan kaum Islamis untuk merebut daerah itu setelah terjadi kudeta yang menumbangkan pemerintah Mali. Kaum Islamis kemudian mengesampingkan pemberontak Tuareg dan bertindak untuk memberlakukan hukum Islam yang ketat.
Traore mengatakan kepada radio Perancis hari Kamis satu-satunya kelompok yang akan ia pertimbangkan untuk mengadakan perundingan adalah dengan kelompok MNLA Tuareg. Ia mengatakan kelompok itu terlebih dahulu harus membatalkan klaim wilayahnya.
Pasukan yang dipimpin Perancis dilaporkan menguasai tiga kota penting di Mali utara hari Rabu, setelah militan yang terkait al-Qaida melarikan diri dari basis terakhir mereka dan meloloskan diri ke daerah gurun pasir yang luas dengan senjata mereka.
Traore mengatakan kepada radio Perancis hari Kamis satu-satunya kelompok yang akan ia pertimbangkan untuk mengadakan perundingan adalah dengan kelompok MNLA Tuareg. Ia mengatakan kelompok itu terlebih dahulu harus membatalkan klaim wilayahnya.
Pasukan yang dipimpin Perancis dilaporkan menguasai tiga kota penting di Mali utara hari Rabu, setelah militan yang terkait al-Qaida melarikan diri dari basis terakhir mereka dan meloloskan diri ke daerah gurun pasir yang luas dengan senjata mereka.