Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador Selasa (2/3) mengatakan negaranya menghormati keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk mengerahkan pasukan guna membantu mengamankan perbatasan AS-Meksiko.
“Itu bagian dari urusan mereka. (AS.red) adalah negara yang merdeka dan berdaulat,” tambah Lopez Obrador dalam konferensi pers hariannya di pagi hari.
Pentagon, pada Selasa, mengumumkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden akan mengirim 1.500 tentara tambahan untuk membantu mengamankan area perbatasan dengan Meksiko, sebagai persiapan untuk kemungkinan peningkatan imigrasi ilegal ketika pembatasan wilayah perbatasan terkait COVID-19 dicabut pada akhir bulan ini.
Pengerahan tentara aktif untuk bertugas selama 90 hari tersebut akan melengkapi tugas dari pasukan Patroli Perbatasan AS tetapi para tersebut tidak melaksanakan tugas penegakan hukum, kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan. Mereka akan melakukan pemantauan berbasis darat, entri data, dan dukungan gudang untuk meringankan agen perbatasan dan "mengisi celah kekurangan daya kemampuan yang kritis," kata Ryder.
Pengerahan tentara itu merupakan tambahan dari sekitar 2.500 tentara Garda Nasional yang juga dikerahkan ke wilayah perbatasan.
Peraturan pembatasan terkait COVID yang disebut larangan Title 42 itu, yang akan berakhir pada 11 Mei, memungkinkan otoritas AS dengan cepat mengusir migran yang bukan berasal dari Meksiko kembali ke Meksiko tanpa kesempatan untuk mencari suaka. [my/jm]