Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador akhir bulan Oktober 2021 mengecam Universitas Otonomi Nasional Meksiko (UNAM) yang dikelola negara karena dianggapnya telah "berbelok ke kanan," yang menurut pendapatnya dilakukan "selama periode neoliberal ."
Kantor berita AFP melaporkan, Presiden yang beraliran kiri ini adalah pengecam keras tahap neo liberal dalam sejarah Meksiko yang dikatakannya dimulai dengan privatisasi perusahaan publik besar dan pengurangan aparatur negara. Kebijakan ini dilaksanakan oleh mantan presiden Carlos Salinas de Gortari (1988-1994), dan bertahan hingga dia menjadi presiden pada 2018.
“Tidak hanya UNAM ( Universitas Otonomi Nasional Meksiko) tetapi semua universitas berada di bawah pengaruh pemikiran neoliberal, semuanya. Sangat disayangkan bahwa UNAM telah menjadi sayap kanan," kata Andrés Manuel López Obrador.
Meski memuji kehebatan universitas negeri tersebut, tetapi Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menyebut UNAM tidak menjalankan tugasnya, dalam mengecam neoliberalisme, serta kekejaman yang dilakukan selama periode neoliberal, dan apa yang dianggapnya penjarahan terbesar dalam sejarah Meksiko.
López Obrador juga mempertanyakan universitas gratis dan salah satu yang paling bergengsi di Amerika Latin itu karena tidak memainkan peran "mendasar dan menentukan" dalam mengkritik kebijakan periode itu. Ia menuduh, sebaliknya, banyak akademisi dan intelektual UNAM mendedikasikan diri untuk melegitimasi privatisasi, yang hampir semua diswastakan oleh Presiden Salinas.
Menanggapi kecaman tersebut universitas negeri tersebut dalam pernyataannya mengatakan "selalu menghormati" perbedaan ideologi, aliran pemikiran, posisi politik, dan pendapat anggota komunitasnya.
Victor Hugo Calzada, Staff Perpustakaan Universitas itu mengatakan pernyataan presiden tersebut hanyalah untuk kontroversi.
“Saya merasa itu adalah cara untuk menciptakan kontroversi, di sini di Universitas ada banyak pemikir, banyak ilmuwan, banyak orang yang berkontribusi pada kehidupan politik negara dan dalam beberapa hal kita harus terbuka terhadap keberagaman dan segala bentuk pemikiran," katanya.
Victor Hugo Calzada menambahkan semua pluralisme ini menunjukkan bagian dari kebebasan dan semangat kritis yang ditumbuhkan di ruang universitas dan didukung oleh otonomi dan demokrasi.
BACA JUGA: Lima Siswi Tim Robotik Afghanistan Dievakuasi ke MeksikoPresiden López Obrador meyakinkan ia tidak menentang jurusan studi, tetapi menunjukkan "diperlukan goncangan" dan polemik tentang masalah ini.
Ia menginginkan lebih banyak ekonom, pengacara UNAM di dalam pemerintahan namun tidak demikian yang terjadi karena mereka ada di kantor-kantor swasta, dan menyebut emosi sosial universitas itu telah hilang.
Mariana Gutierrez, lulusan Arsitektur dari UNAM menyebut komentar presidennya, menunjukkan sikap politik dan kekuasaannya.
"Saya merasa Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengecam, memberikan posisi yang sangat jelas dari kekuasaannya, tetapi ia tidak melihat secara keseluruhan yang terlibat dalam dampaknya pada negara, ia banyak mengecam hak istimewa, tetapi tidak melihat semua yang dilakukan UNAM , semua sumbangsihnya kepada komunitas dan seluruh masyarakat," katanya.
Universitas negeri yang didirikan pada tahun 1910 itu diberi otonomi oleh pemerintah dalam hal manajemen dan kurikulumnya sejak 1929. UNAM dianggap sebagai salah satu universitas paling aktif di benua itu dalam hal artistik, teknologi, dan penelitian, namun seperti universitas-universitas negeri lainnya di seluruh dunia, akan tetap menjadi sorotan pemerintah yang berkuasa. [my/jm]