Presiden Meksiko: Menutup Perbatasan adalah 'Tindakan Menghasut'

Beberapa orang migran tampak berjalan di pinggir kawat berduri yang dipasang di sepanjang tepi sungai Rio Grande di Eagle Pass, Texas, pada 1 Agustus 2023, setelah berhasil menyeberang dari Meksiko untuk menuju AS. (Foto: AP/Eric Gay)

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Senin (29/1) bahwa penutupan perbatasan adalah tindakan yang "demagogis", alias sarat hasutan demi menarik simpati massa, di tengah kemungkinan tercapainya kesepakatan yang memungkinkan Amerika Serikat menutup perbatasan di antara kedua negara dalam kondisi-kondisi khusus.

“Jadi, posisi pernyataan ‘kami akan menutup perbatasan’ itu sangat demagogis. Saya sangat menghormati Presiden Biden, dia telah mengambil kebijakan dengan sangat baik, begitu pula Presiden Trump sebelumnya, dia sangat menghormati kami. Kami memahami situasinya, tetapi bayangkan menutup perbatasan,” ujar Obrador.

Ia menambahkan, dengan pertimbangan yang masuk akal, rencana itu bukanlah sebuah solusi.

“Bayangkan tingkat integrasi ekonomi dan komersial yang kami miliki, kami adalah mitra utama Amerika Serikat di dunia. Bagaimana mungkin kami menutup perbatasan itu?" lanjutnya.

BACA JUGA: Senator Romney Kecam Upaya Trump Hentikan Resolusi Perbatasan

“Ya, itu tidak realistis. Dengan segala hormat, bagaimana kita akan menyelesaikan masalah migrasi dengan membangun tembok? Bagaimana kita akan menyelesaikan masalah migrasi dengan menutup perbatasan? Mengapa ada usulan seperti ini? Karena pemilu akan segera tiba,” kata Obrador lagi.

Biden mengatakan pada Jumat (26/1) bahwa kesepakatan terkait perbatasan, yang sedang dinegosiasikan di Senat AS, adalah serangkaian reformasi yang “paling keras dan paling adil” yang memungkinkan. Ia juga berjanji untuk “menutup perbatasan” jika terjadi pelanggaran.

Biden, yang berharap terpilih kembali pada pemilu 5 November, menghadapi rekor jumlah migran yang ditahan saat melintasi perbatasan secara illegal, selama masa kepresidenannya. Sementara Partai Republik bersikukuh bahwa Biden seharusnya mempertahankan kebijakan restriktif yang diterapkan oleh mantan presiden Donald Trump, kandidat presiden unggulan partai tersebut. [ns/rd]