Presiden Mesir Abdel Fattah el Sissi, pada Minggu (2/4), melakukan kunjungan ke Arab Saudi, demikian diungkapkan oleh tiga sumber diplomatik, di saat Kairo terus berusaha mendapatkan aliran dana guna meringankan tekanan pada mata uangnya dan mendongkrak perekonomian Mesir yang tengah dilanda kesulitan.
Arab Saudi, yang kaya akan minyak, sudah sejak lama memberikan dukungan keuangan kepada Mesir, tetapi baru-baru ini memberi indikasi bahwa pihaknya tidak akan melakukan hal itu tanpa disertai persyaratan, yang menurut pengamat telah memicu bentrokan di media antara kedua negara itu.
Lawatan tersebut juga berlangsung ditengah penyesuaian diplomatik di kawasan itu, dengan sejumlah langkah yang diambil oleh Arab Saudi dan Mesir untuk mengurangi ketegangan dengan Suriah, Iran, dan Turki.
Tidak ada komentar resmi dari Mesir atau Arab Saudi mengenai kunjungan tersebut.
Arab Saudi dan sekutunya di wilayah teluk telah berulang kali membantu Mesir sejak el-Sissi memimpin penggulingan Mohammed Morsi, yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin, satu dekade yang lalu.
Ketika masalah perekonomian Mesir terungkap dan diperparah oleh dampak dari perang Ukraina tahun lalu, Arab Saudi bersama dengan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar menggelontorkan sejumlah deposit pada Bank Sentral Mesir dan berjanji untuk membuat beberapa investasi besar yang baru.
Namun, investasi tersebut lambat terwujud, menyebabkan tekanan pada nilai mata uang Mesir dalam beberapa minggu terakhir walaupun nilai tukarnya terhadap dolar AS telah anjlok sejak Maret 2022.
Mesir telah menandatangani rencana penyelamatan sebesar $3 miliar dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Desember lalu yang menargetkan investasi asing langsung sebesar $9,7 miliar pada tahun fiskal yang berkahir pada Juni 2023. [jm/rs]