Presiden Pakistan: Gerakan Demokrasi Terus Berlangsung

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari berbicara di depan parlemen Pakistan (17/3).

Presiden Pakistan yang terpojok menggembar-gemborkan prestasinya, mengawali perdebatan di parlemen mengenai hubungan tegang negara itu dengan Amerika Serikat.

President Asif Ali Zardari berpidato dalam sidang gabungan parlemen hari Sabtu, dengan mengatakan bahwa kondisi negara tersebut lebih baik daripada setahun yang lalu. Ia mengatakan, dunia dapat melihat bahwa gerakan demokrasi terus berlangsung.

Zardari menghadapi kritik terus menerus dan kemarahan publik terkait tuduhan bahwa ia dan mendiang istrinya, mantan perdana menteri Benazir Bhutto, melakukan pencucian uang jutaan dolar melalui rekening bank di Swiss pada tahun 1990-an. Para legislator oposisi mengungkapkan ketidaksenangan mereka terhadap Zardari, dengan meneriakkan cemoohan sebelum meninggalkan pidatonya.

Meskipun mendapat interupsi demikian, Zardari melanjutkan pidatonya, dengan berjanji akan melanjutkan tindakan keras militer terhadap militan yang bermarkas di sepanjang perbatasan Pakistan dengan Afghanistan.

Presiden Pakistan itu mengatakan ia akan terus unjuk kekuatan kepada militan, dengan mengatakan operasi-operasi yang terus dilakukan mulai menunjukkan hasil.

Ini merupakan pidato ke-lima Zardari pada sidang gabungan parlemen Pakistan, lebih banyak daripada yang dilakukan presiden sipil lainnya. Pidato ini berlangsung menjelang debat pekan ini yang akan berfokus pada hubungan Pakistan-Amerika kelak. Presiden Pakistan itu mengatakan ia mengharapkan hubungan kedua negara akan membaik.

Pakistan pada dasarnya memutuskan hubungan dengan Amerika menyusul pengeboman NATO yang ceroboh yang menewaskan 24 tentara Pakistan bulan November lalu. Islamabad menanggapi insiden itu dengan menutup perbatasannya bagi konvoi pembawa logistik NATO yang melintas dari Afghanistan.