Menteri pertahanan Israel, Minggu malam (30/8) mengadakan pembicaraan dengan presiden Palestina dalam pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua pihak dalam bertahun-tahun ini, kata para pejabat.
Pertemuan antara Benny Gantz dan Mahmoud Abbas mengisyaratkan kemungkinan pergeseran arah setelah komunikasi antara Abbas dan para pemimpin Israel nyaris terputus total dalam beberapa tahun ini, di bawah pemerintahan mantan PM Benjamin Netanyahu.
Netanyahu mengupayakan kebijakan garis keras terhadap Palestina, didukung oleh mantan Presiden AS Donald Trump yang telah menyetujui kebijakan-kebijakan pro-Israel seperti memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke kota yang diperebutkan, Yerusalem. Abbas menghentikan sebagian besar kontak dengan AS dan Israel selama tahun-tahun tersebut.
Netanyahu telah berulang kali mengklaim bahwa Abbas bukan mitra yang dapat diandalkan dalam merundingkan kesepakatan perdamaian, suatu gambaran yang dikesampingkan para pengecam Netanyahu sebagai alasan untuk menghindari pembuatan konsesi.
BACA JUGA: Ketegangan di Kawasan Memuncak, Biden Undang PM Baru Israel ke WashingtonPertemuan Gantz-Abbas berlangsung hanya beberapa jam setelah perdana menteri Israel sekarang ini, Naftali Bennet, diterima di Gedung Putih oleh Presiden Joe Biden. Pemerintahan Biden menganggap Abbas sebagai pemain esensial dalam setiap upaya memulai kembali pembicaraan yang telah lama macet mengenai persyaratan berdirinya negara Palestina, meskipun Abbas semakin tidak populer di dalam negeri.
Harian Haaretz menyatakan pertemuan itu berlangsung di kota Ramallah di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana Abbas mempertahankan markas besarnya.
Gantz memberitahu Abbas bahwa Israel akan mengambil langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi Palestina, menurut pernyataan dari kantor Gantz. Ekonomi daerah-daerah kantong otonom yang dipimpin Abbas di Tepi Barat bergantung pada Israel dan telah terhalang oleh restriksi pergerakan yang diberlakukan Israel karena alasan keamanan.
Hussein Sheikh, seorang ajudan senior Abbas, mengukuhkan pertemuan itu dalam pernyataan di Twitter. [uh/ab]